BETUN, Kilastimor.com-Dalam sebulan di Rai Malaka masuk dalam suasana baru, dan lain dari biasanya. Para tim sukses dan figur-figur yang diprediksi akan bermain dalam pertarungan pilkada tahun ini, mulai pasang aksi dan strategi mendekati masyarakat akar rumput. Terlihat dari luar memang sekedar kunjungan keluarga, biasa namun ketika menerawang lebih jauh kedalam terjadi kunjungan politik tingkat tinggi yang dimainkan para figur dan tim suksesnya. Melihat fenomena politik demikian wartawan media ini mencoba menelusuri dan menggali sesungguhnya apa saja yang dilakukan para figur dan timsusnya serta kiat-kiat apa yang dilakukan untuk merebut hati rakyat.
Dalam catatan saya, Figur Stef Bria Seran (SBS) dan Daniel Asa (DA) merupakan paket dan timsus yang benar-benar dipersiapkan sang figur. Dalam dua bulan terakhir kedua figur diatas benar tampil all out bersama tim suksesnya untuk mengunjungi keluarga di berbagai desa dan kecamatan di Malaka. Mereka tidak sekedar jalan-jalan dan setiap orang bebas omong, tetapi sudah dipersiapkan secara baik tim sukses di Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Dalam pengamatan saya untuk sementara figur dan tim sukses ini paling komplit karena kepengurusan dan tim kerja yang dibentuk sudah merambah sampai tingkat dusun. Luar biasa. Semua mengerti tugas dan apa yang harus dilakukan disana sesuai tugas yang diterima. Intinya, di lapangan setiap timsus sudah dibekali apa yang harus dibicarakan ketika bertemu masyarakat di akar rumput termasuk cara berkomunikasi sesuai tradisi adat setempat.
Dalam beberapa pertemuan di Lasaen, Biudukfoho, Malaka Tengah, Rumah adat di As Manulea, figur ini bersama timsusnya menggunakan pendekatan budaya. Para tua adat dari semua suku dalam komunitas masyarakat adat setempat dihimpun dan sebelum acara pertemuan di tenda mereka sebelumnya melakukan ritual adat untuk memohon restu kepada leluhur dan minta rahmat melalui ritual sirih pinang yang dikemas secara apik oleh orang-orang adat. Setelah itu baru diadakan ramah tamah dan tatap muka dengan keluarga dan orang-orang adat. Dalam pemahaman saya kedua figur diatas benar-benar memanfaatkan komunikasi politik dengan memanfaatkan kearifan lokal masyarakat setempat. Kelihatan ada ritual adat tetapi berdampak politik. Tetua adat dan tokoh masyarakat yang dikunjungi benar merasakan suasana kekeluargaan ketimbang urusan politik..
Dalam catatan saya, sebelum dan setalah melakukan kunjungan di setiap kecamatan kedua figur dan seluruh timnya masih berkumpul di Haitimuk-Kecamatan weliman tempat kediaman dr. Stef untuk melakukan evaluasi kegiatan dan semua diberi kesempatann berbicara dan melakukan evaluasi secara terbuka untuk langsung diadakan perbaikan-perbaikan atau dipertahankan bila sudah bagus di lapangan.
Catatan menarik dari figur SBS-DA dalam setiap evaluasi selalu menekankan pada tim kerja untuk bekerja secara simpatik. “Saya minta kepada semua rekan-rekan yang bekerja supaya menggunakan hati dan tidak menjelekkan figur lain saat berkomunikasi dengan masyarakat, Kita berjuang bersama masyarakat untuk memenangkan pilkada dengan cara simpatik dan berbudaya sesuai tradisi adat istiadat Malaka. Kita harus gentlemen dan berusaha bekerja secara jujur dan tulus menyampaikan keinginginan kita kepada masyarakat dengan cara yang baik dan santun sesuai tradisi adat kita,” ujar dr. stef berkali-kali dalam setiap pertemuan internal bersama tim kerjanya.
Sisi menarik dari paket ini bahwa semuanya bekerja dalam satu perintah. Bagaimana mereka menterjemahkan keinginan sang figur dalam proses sosialisasi di lapangan. Sebuah komunikasi politik yang sangat apik ditata dan dikemas untuk melanggengkan figur SBS-DA menuju kursi Bupati Malaka 1 dan 2 tahun ini. Selamat berkarya, semoga Tuhan memberkati jerih payah dan perjuangannya menuju Malaka yang lebih baik dan beradab. (Bersambung)
Catatan Jurnalistik Boni Atolan (1), Pendekatan Keluarga Jadi Kiat Figur Menggaet Simpati Warga Rai Malaka
By
Posted on