Jakarta, KilasTimor.com-Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau dikenal dengan Indonesia Crude
Price (ICP) sepanjang Maret 2015 mengalami penurunan sebesar US$ 0,66 per barel atau 1,21 persen menjadi
US$ 53,66 per barel dari sebelumnya US$ 54,32 per barel.
Menariknya beberapa hari sebelum tim harga minyak Indonesia merilis rata-rata ICP Maret yang turun,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) justru mengumumkan naiknya harga solar dari Rp 6.400
per liter menjadi Rp 6.900 per liter dan harga premium dari Rp 6.800 per liter menjadi Rp 7.300 per
liter. Harga tersebut mulai berlaku per 28 Maret 2015 sampai pertengahan April 2015.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, tim harga minyak
Indonesia menjelaskan turunnya rata-rata ICP sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di
pasar internasional. Harga minyak dunia selama bulan ketiga tersebut mengalami kondisi kelebihan pasokan
akibat beberapa faktor, yaitu:
a. Menteri Perminyakan Arab Saudi menyatakan tidak akan melakukan pemangkasan produksi.
b. Gubernur OPEC menyatakan bahwa pada pertemuan bulan Juni, OPEC kemungkinan akan mempertahankan
kebijakan produksinya.
c. Raja Arab Saudi menyatakan bahwa negaranya akan tetap melakukan eksporasi migas walaupun terjadi
penurunan harga, serta
d. Menteri Perminyakan Kuwait menyatakan bahwa OPEC tidak mempunyai pilihan selain mempertahankan
produksinya untuk mempertahankan pangsa pasar.
Faktor lain yang mendorong pelemahan harga minyak dunia adalah publikasi OPEC Maret 2015 yang menyebut
proyeksi pasokan minyak mentah Non OPEC pada 2015 naik sebesar 0,07 juta barel per hari dari 57,09 juta
barel per hari menjadi sebesar 57,16 juta barel per hari dibandingjan proyeksi pada bulan sebelumnya.
Selain itu berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) Maret 2015, pasokan minyak mentah Non
OPEC bulan Februari 2015 naik sebesar 0,27 juta barel per hari menjadi sebesar 57,31 juta barel per hari
akibat peningkatan pasokan dari wilayah north sea.
Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) Amerika Serikat (AS), tingkat stok minyak
mentah komersial dan distillate fuel oil AS selama bulan Maret 2015 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan bulan Februari 2015:
a. Stok minyak mentah komersial di bulan Maret 2015 naik 22,3 juta barel menjadi sebesar 466,7 juta
barel.
b. Stok distillate fuel oil di bulan Maret 2015 naik 2,8 juta barel menjadi sebesar 125,8 juta barel.
Lebih lanjut tim harga minyak Indonesia mengatakan, faktor penyebab lainnya adalah potensi tercapainya
kesepakatan dalam negosiasi program nuklir Iran sehingga sanksi negara-negara Barat terhadap Iran
dicabut dan Iran dapat membanjiri pasar dengan tambahan 1 juta barel minyak mentah.
“Terakhir, menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya,” kata tim tersebut.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut,
juga dipengaruhi oleh melemahnya perekonomian Tiongkok.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Maret
2015 dibandingkan bulan Februari 2015, sebagai berikut:
– WTI (Nymex) turun sebesar US$ 2,87 per barel dari US$ 50,72 per barel menjadi US$ 47.85 per barel.
– Brent (ICE) turun sebesar US$ 1,86 per barel dari US$ 58,80 per barel menjadi US$ 56,94 per barel.
– Basket OPEC turun sebesar US$ 1,54 per barel dari US$ 54,06 per barel menjadi US$ 52,52 per barel.
(gen/net)
