OELAMASI, KilasTimor.com- Akibat musim hujan yang tidak menentu mengakibatkan puluhan hektar sawahan di tiga wilayah yakni Oesao, Naibonat dan Pukdale Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT mengalami kekeringan, dan terancam gagal panen. Pasalnya, sebagian besar sawah di wilayah tersebut mengandalkan air hujan, untuk mengairi sawah atau lebih dikenal sawah tadah hujan.
“Padi yang saya tanam umurnya sudah tiga bulan dan sudah hampir berbuah. Tetapi saat ini tidak ada air yang mengairi sawah dan hujan pun tidak ada lagi, sehingga kemungkinan besar kami para petani akan mengalami gagal panen,” keluh Daniel Riwu seorang petani asal Lokman Timur, Kelurahan Oesao,Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang yang ditemui lokasi perasahawan, Jumat (17/4/2015)
Dia menuturkan, dengan kondisi hujan yang sudah tidak turun ini, maka sawah pada kering, dan kondisi tanah sudah retak-retak. Untuk menyelamatkan padai yang sudah ditanam, maka petani terpaksa harus menggunakan mesin popa air guna mengairi area persawahan yang sudah kering .
“Guna menyelamatkan tanaman padi yang sudah mulai berbuah ini, harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli bahan bakar, guna menghidupkan mesin popa untuk mengairi area pesawahan kami,” katanya. (rif)
Kekeringan, Petani Oesao Kabupaten KupangTeracam Gagal Panen
By
Posted on