BETUN, Kilastimor.com-Kabupaten Malaka termasuk kabupaten yang secara geografis berdiri sendiri dan berada diluar sistim ekonomi poros Timor. Dari segi ekonomi, Malaka tidak bisa hidup sendiri dan harus membina relasi dengan daerah lain supaya tertinggal. Pertanyaannya, orang dari Atambua untuk apa harus jauh-jauh singgah di Malaka baru ke Kupang dan sebaliknya. Kedua, bagaimana Malaka tidak menjadi daerah inclove dari sistim ekonomi Timor melainkan harus menjadi sub dari sistim ekonomi Timor yang produktif. Bagaimana pemikiran para paslon menyikapi persoalan itu sesuai visi dan misi yang diajukan? Demikian pertanyaan yang dilontarkan moderator Frits Oscar Fanggidae kepada ketiga paslon dalam acara debat kandidat yang diselenggarakan KPU Propinsi NTT di Betun-Kabupaten Malaka belum lama ini.
Terhadap pertanyaan itu, Agustinus Klaran dari paket TULUS mengatakan bahwa untuk mengatasi persoalan diatas Malaka harus bisa memainkan peranan supaya menjadi daerah persinggahan dengan cara menarik nadi-nadi ekonomi supaya bisa terpusat di Malaka. “Malaka memiliki potensi sumber daya alam yang besar sehingga bisa dikelola supaya menjadi pelaku ekonomi dalam sitim ekonomi di wilayaj daratan Timor,” katanya.
Bila potensi dan sumber daya yang ada dikelola baik akan menjadi sarana dan pusat transaksi dan disinggahi pelaku bisnis dan masyarakat yang berkepentingan dengan dunia bisnis. Singapura tidak memiliki potensi tetapi bisa memainkan peranan sebagai pousat transaksi bisnis ekonomi dunia dan kita yakin Malaka sangat bisa memainkan peranan itu dan akan menjadi pusat transaksi ekonomi dan target kunjungan warga di wilayah daratan Timor.