“Dalam Musrembangkel, kami meminta dibangun pemecah gelombang, tetapi yang ada malah bangun joging track dan dibangun diatas pasir laut. Kita tahu secara historis disebut kampung Pasir Panjang, karena keberadaan pasir laut yang terbentang pajang, tetapi akan dibangun beton maka akan menjadi kampung benton panjang,” katanya.
Riwu
mengaku,dengan dibangun beton maka secara ekonomi,masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan akan kehilangan tempat untuk memperbaiki, merawat atau membuat perahu baru mereka. Dan bahkan pada musim barat tiba maka nelayan akan kehilangan tempat untuk menambatkan perahu mereka, guna terhidar dari gelombang pasang dan angin kecang.
Terpisah, Walikota Kupang, Jonas Salean mengatakan, demo boleh dilakukan, asalkan pembangunan tersebut tidak boleh dihentikan. Karena Pemkot tetap berikan dukungan sebab hasilnya itu nanti jadi obyek wisata baru.
“Pembangunan di belakang situ bukan saja hanya untuk penahan gelombang, tapi daerah itu akan menjadi baik. kita sudah sepakat karena ini dana pusat tidak mungkin kita geser ke mana -mana. Silakan mau demo tapi jangan menghentikan pembangunan tersebut, karena itu untuk kepentingan masyrakat,” pintanya.
Jonas mengaku, masyarakat sekian ribu yang ada di kelurahan itu butuh. Untuk itu sebagai kepala daerah , dirinya memerintahkan tetap lakukan tugas tersebut, sebab anggaran belasan milyar. (rif)