BETUN, Kilastimor.com-Sebagai daerah perbatasan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka harus bisa menjadi beranda depan atau show Window Indonesia bagi Negara Timor Leste. Warga negara lain yang masuk ke Indonesia melalui Malaka, harus bisa melihat Kobalima Timur di kawasan perbatasan negara sebagai cerminnya Indonesia.
Oleh karena itu kawasan perbatasan dan wilayah penyanggah perbatasan seperti Kecamatan Kobalima harus bisa dibangun sebagai kawasan perbatasan negara yang disegani.
Hal itu disampaikan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran saat membuka pencanangan bulan bakti gotong royong di Alas Selatan-Kecamatan Kobalima Timur, Selasa (24/5).
“Kita pilih wilayah Kobalima Timur sebagai pusat pencanangan Bulan Bakti Gotong royong karena wilayah ini adalah kawasan perbatasan negara. Kita minta semua warga untuk membangun di kawasan perbatasan menjadi show Windownya Indonesia. Alas Selatan, Alas Utara, Alas, Kota Biru akan ditata lebih bagus. Kantor urusan bersama di perbatasan negara akan kita gunakan sebagai pusat pelayanan masyarakat di kawasan perbatasan negara,” sebutnya.
Dikemukakan, kalau infrastruktur, dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun bisa dibangun. Tantangan terberat Malaka kedepan yakni bagaimana membangun dalam kebersamaan untuk meningkatkan kualitas hidup bersama di kawasan perbatasan. Masyarakat perbatasan harus hidup makmur. Makmur artinya makan dan minum cukup, tempat tinggal yang layak, anak bisa sekolah. Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, tetapi harus mendapatkan dukungan penuh masyarakat sesuai bidang tugasnya masing-masing.
“Dibidang kesehatan, kita tidak ingin melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan teman-teman di wilayah perbatasan Kabupaten dan propinsi lain. Kita harus bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal di wilayah sendiri. Kita jangan menyeberang mendapatkan layanan kesehatan di daerah orang. Ini kesalahan yang tidak boleh terulang di Kawasan perbatasan Malaka,” timpalnya.
“Kualitas pelayanan kesehatan di perbatasan harus lebih baik. Kita punya RSPP Betun dan sementara ditata menjadi RS yang berkualitas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada warga perbatasan. Rakyat harus mendapatkan pelayanan terbaik. Kualitas pendidikan juga harus dijaga baik. Caranya menjaga pendidikan yang berkualitas. Guru harus berkualitas, jenis gurunya harus memadai, gurunya harus memiliki kompetensi dan pendistribusian gurunya harus merata di semua sekolah. Lingkungan sekolahnya juga harus dijaga dan dipelihara guna mendukung pendidikan,” ungkap Stef Bria Seran sapaan akrabnya.