BETUN, Kilastimor.com-Penyesalan itu muncul dari Agustinus Nahak alias Agus, warga Desa Katara-Kedesaan Lasaen-Kecamatan Malaka Barat saat ditemui wartawan di Mapolsek Malaka Barat di Besikama belum lama ini. “Saya sangat menyesal membunuh anak sendiri, darah dagingku yang seharusnya mendapatkan perlindungan seorang ayah. Saya pasrah menerima hukuman atas perbuatan yang telah kulakukan,” imbuhnya.
“Peristiwa naas itu terjadi Jumat minggu lalu (27/6) sekitar jam 12.00 WITA. Pada jam-jam itu semua warga di Dusun Katara terlihat sepi karena pergi berkebun. Setelah makan siang saya kehabisan rokok sehinga keluar rumah membeli di kios tetangga. Saat saya mau kembali ke rumah sambil merokok saya melihat Lukas Nahak (almarhum) mengejar adik bungsunya Blasius Nahak dengan memegang batu yang siap dilemparkan korban kepada adiknya Blasius,” paparnya.
Karena melihat kejar-kejaran itu sangat serius, dengan ancaman lemparan batu yang yang dilakukan Lukas kepada Blasius, maka diri berusaha untuk melerai. Tindakan melerai itu ternyata tidak diterima, Lukas Nahak. Lukas malah tidak mengejar adiknya namun berbalik dan mengejar dirinya dan melemparkan batu yang dipegang dan mengenai dahinya.
Terkena lemparan batu, papar Agus, tatapan terlihat gelap dan berkunang-kunang. Walau sudah terjatuh, Lukas bukannya iba terhadap dirinya sebagai ayah, malah tambah kalap mencari batu untuk pelemparan lagi dirinya. Melihat kondisi seperti itu, kebetulan ada batu yang ada dekatnya dan langsung melempar Lukas, yang memang sudah siap melemparkan lagi batu ke arahnya.