RAGAM

Mengikuti Prosesi Mnait Noni. Simbol Penghargaan Tertinggi dalam Pernikahan Adat Timor

OELAMASI, Kilastimor.com-Mnait Noni adalah sebuah sebuah prosesi adat langka yang biasanya dilakukan oleh suku Timor

Ilustrasi

Ilustrasi

. Mnait Noni dalam bahasa dawan diartikan sebagai prosesi pembayaran belis atau mas kawin oleh keluarga laki-laki kepada orang tua dan keluarga wanita, ketika hendak mempersunting seorang wanita. Sebuah pernikahan atau dalam bahasa dawan Mafet mamonet antara seorang laki-laki dan wanita dalam suku Timor dikatakan sah secara adat, ketika melewati prosesi Mnait Noni.

 

Seperti yang disaksikan kilastimor.com, di Desa Oenontono, Kecamatan Amabi Omabi Oefeto Timur, pada Selasa (5/6) lalu, dimana prosesi ini berlangsung dalam suasana yang sangat kekeluargaan dan mengandung nilai budaya yang sangat tinggi.
Ande Manggoa, Kepala Marga atau Kepala Adat yang dalam bahasa dawan setempat disebut Atoin Amaf, kepada kilastimor, setelah prosesi ini, mengatakan bahwa prosesi Mnait Noni adalah prosesi pembayaran mas kawin atau belis oleh seorang laki-laki ketika menikah secara adat dengan seorang gadis. Dikatakan bahwa, dalam adat Timor, terutama di daerah Amabi Oefeto Timur, proses pernikahan adat, melewati beberapa tahap. Pada tahap ini, dianggap sangat penting, karena pada tahap ini, pengantin pria akan membayar belis untuk untuk pengesahan pernikahan adat tersebut. Menurutnya, kadang orang salah mengartikan Mnait Noni ini seperti membayar hutang atau membeli seorang wanita. Tetapi sebenarnya Mnait Noni sendiri lebih kepada penghargaan terhadap keluarga wanita atau dalam bahasa dawan berarti Amahonit yang meliputi orang tua dan keluarga wanita.

Baca Juga :   Lima Kabupaten Ada, Tiga Kabupaten Lowong Calon Perseorangan

Menurut Ande, ada dua cara dalam prosesi Mnait Noni yaitu cara terbuka dan tertutup. Kedua prosesi ini menurut Ande, memiliki perbedaan, baik dalam prosesi maupun pembayaran belisnya.
Mnait Noni dengan cara terbuka, biasanya dilakukan untuk calon pengantin laki-laki yang berasal dari tempat yang jauh atau tidak ada kaitan keluarga dengan calon pengantin wanita. Mnait Noni yang dilakukan terbuka, prosesinya dapat diikuti oleh orang. Untuk Mnait Noni terbuka, jumlah belis yang belis dapat dilakukan tawar menawar. Dengan demikian, belis yang dibayar terkesan sedikit memberikan penghargaan kepada keluarga atau amahonit pengantin wanita.

Sedangkan Mnait Noni cara tertutup dilakukan untuk calon pengantin wanita yang masih ada kaitan atau kekerabatan dengan calon pengantin wanita. Seperti prosesi Mnait Noni yang digelar di desa Oenontono ini adalah Mnait Noni tertutup. Bagi Ande, prosisi Mnait Noni tertutup memiliki nilai positif, karena merupakan sebuah penghargaan tertinggi bagi keluarga pengantin wanita. Dimana menurutnya, nilai belis yang diberikan kepada orang tua tidak diketahui oleh publik atau keluarga yang lain. Selain itu prosesi Mnait Noni tertutup ini, merupakan bagian dari menjaga harga diri mempelai wanita dan keluarga, sehingga nilai belis yang diberikan, oleh orang lain yang melihat atau mendengar tidak menganggap seperti jual beli barang. Untuk itu dalam pelaksanaan prosesi Mnait Noni tertutup hanya diketahui oleh keluarga atau amahonit saja.

Pages: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top