OELAMASI, Kilastimor.com-Bermimpi jadikan Pemuda Semau sebagai Pesepakbola profesional, Imanuel Ati Bale menggelar Ati Bale Cup I. Ketika ditemui kilastimor.com, disela-sela pembukaan pertandingan Ati Bale Cup pada Sabtu (20/8), Imanuel mengatakan mimpi ini berawal dari sejarah persepakbolaan di NTT, ada sejumlah nama pemuda Semau yang pernah berkiprah dalam tim sepak bola, bahkan sempat menjadi pelatih dan pengamat sepak bola.
Hal ini, menurut Imanuel menjadi pemicu untuk dirinya mulai berpikir bagaimana menemukan potensi ini. Karena bagi Imanuel, pemuda di Pulau Semau ada bakat alami dalam olahraga sepak bola. “Kalau mungkin selama ini para pendahulu kita menjadi pemain sepak bola profesional tumbuh dan terseleksi secara alami. Tetapi saya berpikir itu adalah bakat alami, sehingga melalui liga seperti ini, kita bisa menyeleksi pemain sepak bola yang bisa kita dorong untuk menjadi pemain profesional,” kata Imanuel.
Imanuel berharap melalui liga ini, dirinya dan panitia pelaksana liga ini dapat menyeleksi pemain terbaik dan tim terbaik untuk dapat diikutsertakan dalam berbagai pertandingan sepak bola di luar Pulau Semau.
Dirinya sedikit bercerita tentang konsep awal, bagaimana liga Ati Bale Cup ini akan digelar. Dirinya menyaksikan beberapa pertandingan bola kaki yang sering digelar pada setiap perayaan HUT RI. Dimana kadang pertandingannya berakhir aman, tetapi kadang berakhir dengan perkelahian bahkan kerusuhan antar desa. Sehingga kadang ketika pemerintah baik desa maupun kecamatan hendak menggelar pertandingan bola kaki, harus mempertimbangkan keamanannya dulu.
Akhirnya menurut Imanuel, hal inilah yang menjadi pemicu, potensi pesepak bola di Semau mulai tidak diperhatikan, bahkan sampai hilang. Padahal menurut Imanuel, ada beberapa tim sepakbola yang diinisiasi oleh pemuda di Semau yang hingga saat ini masih menjadi tim yang tidak bisa dikalahkan oleh tim manapun, bahkan pernah menjadi juara di luar Pulau Semau.
“Sebut saja tim Kansas dan Skorpion dari desa Hansisi, Bungtilu dari Desa Uiasa, dan beberapa tim lagi, yang setahu saya setiap kali ada pertandingan bola kaki, selalu menjadi tim andalan masyarakat. Tetapi belum ada apresiasi terhadap partisipasi dan prestasi mereka. Sehingga, saya berpikir keamanan itu bisa diatur, karena kita bisa berkoordinasi dan itu bukan kendala utama untuk kita gelar sebuah liga,” kisah Imanuel.
