Dalam konsep itu, setiap pekarangan rumah jangan dibiarkan kosong tetapi harus ditanami aneka sayuran dan tanaman hortikultura. Hasilnya selain dijual untuk meningkatkan pendapatan keluarga, juga untuk dikonsumsi untuk perbaikan gizi keluarga. “Kita meminta kepada setiap desa agar bisa mengalokasikan anggaran melalui ADD guna memberdayakan kaum ibu baik dalam hal pertanian juga kerajinan tenun ikat di masing-masing desa,” tuturnya.
Diharapkan dalam tahun 2016 ini, desa bisa proaktif menyikapi hal itu, melalui program kerja yang benar-benar pro rakyat dengan mendukung kegiatan produktif yang bernuansa pemberdayaan melalui intervensi anggaran dari ADD masing-masing desa. (boni)
