BETUN, Kilastimor.com-Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II harus segera memperbaiki Bendungan Benenain yang selama ini rusak dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Balai juga harus melakukan pengerukan di penampung bendungan karena sudah tertimbun endapan banjir, sehingga tidak optimal memasok air ke saluran irigasi sayap kiri dan kanan.
Balai harus mengambil langkah cepat sehingga 10 ribu hektar sawah pada ruas kiri kanan sungai Benenain bisa dimanfaatkan dan diolah petani. Kalau tidak ditangani tahun ini petani Malaka bisa mati suri dan kolaps. Hal itu disampaikan Tokoh Masyarakat Malaka, Pius Klau Muti kepada wartawan di Betun, Minggu (25/9/2016).
Dikatakan, dirinya memantau di lapangan ternyata banyak sawah yang tidak diolah petani karena pasokan air dari Bendungan Benenain sangat berkurang lantaran ada kerusakan. Hal ini perlu segera ditangani BWS. “Kita datang dan lihat kondisi bendungan ternyata ada penumpukan material endapan banjir di bendung sehingga menghambat pasokan air ke masuk ke saluran primer sayap kiri dan kanan. Tahun ini hampir 80 persen lahan masyarakat Malaka tidak diolah lantaran tidak ada pasokan air yang memadai. Kita minta BWS mengambil langkah cepat menangani persoalan yang dihadapi rakyat Malaka saat ini,” tuturnya.
Juru Pengairan Daerah Irigasi Malaka Sayap Kiri, Yosef Bere secara terpisah kepada wartawan membenarkan hal itu. Bere mengatakan pengerukan dipermukaan mercu harus dilakukan sehingga aliran air bisa fokus masuk pada bangunan inten (bangunan pengambilan air dari sungai masuk ke saluran primer). Untuk saat ini bangunan itu tertutup sedimen lumpur sungai Benenain karena bangunan penguras terganggu tidak berfungsi karena bocor.
