JAKARTA, Kilastimor.com-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Adrianus Garu meminta pemerintah pusat untuk mengubah rute jalan Trans Utara Pulau Flores, khususnya yang berada di Kabupaten Manggarai Barat. Jika rute yang ditetapkan selama ini berada di sepajang pesisir pantai utara dari Labuan Bajo hingga Reo, Adrianus meminta agar diubah ke jalur Ngorang, Terang, Noa, Hita hingga Reo.
“Pekan lalu, saya sudah kirim surat ke Presiden Jokowi. Surat yang sama telah saya beri langsung ke menteri Pekerjaan Umum, Menteri Bappenas, dan Menteri Keuangan saat rapat kerja di DPD. Saya minta agar diubah rutenya,” kata Andre, sapaan akrab Adrianus Garu di Jakarta, Kamis (8/9).
Ia menjelaskan tembusan surat tersebut telah dikirim ke Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kepala Balai 8 Nusa Tenggara di Bali, Gubernur NTT dan Bupati Manggarai Barat.
Menurutnya, untuk jangka panjang, pembukaan jalur utara di sepajang pesisir pantai dari Labuan Bajo hingga Reo memang dibutuhkan. Namun untuk saat ini, yang dibutuhkan peningkatan kualitas dan status jalur Ngorang, Terang, Noa, Hita hingga Reo. Alasannya jalur di sepanjang pesisir pantai dari Labuan Bajo hingga Reo, praktis tidak ada kampung dan penduduk.
Jika tetap dibangun berarti melewati wilayah yang tidak berpenghuni. Padahal pembangunan jalan untuk mobilitas barang dan jasa.
Di sisi lain, pada jalur tersebut ada empat muara besar yang masing-masing memiliki panjang sekitar 600 meter. Kemudian ada dua sungai besar yang masing-masing panjangnya 250-300 meter. Jika tetap melewati jalur tersebut, berarti harus membangun enam jembatan besar agar bisa terlewati.