“Saya tahu persis, karena sebagai anggota TNI, saya meminta salah seorang petani yang berhasil di Bakateu, Betun, mengkoordir para preman agar bisa bercocok tanam. Mereka mengikuti saran itu dan saat ini mereka sudah berhasil. Para preman dan penangguran itu bukan hanya memiliki hasil sendiri dari usahanya, tetapi mereka juga sudah bisa membeli lahan sawah dari hasil pertanian yang dikerjakan. Perubahan perilaku ini yang seharusnya ditiru oleh warga desa diseluruh Kecamatan Weliman. Para kades bisa menjadi agen perubahan untuk mengkoordinir warga desanya agar bisa memanfaatkan potensi lahan yang dimiliki walau dengan cara menyewa lahan milik orang lain,” bilangnya.
Malaka sebutnya, kaya akan lahan yang sangat potensial namun belum dioptimalkan pengolahannya. Saat ini pemerintah menggelar Kegiatan RPM, sehingga hal itu bisa dijadikan sebagai momentum memperbaiki diri dan menangkap peluang yang disediakan pemerintah.
TNI tetap mendorong melalui program Upaya Khusus (UPSUS) agar masyarakat bisa memanfaatkan potensi luas lahan yang subur dan tidak perlu meninggalkan wilayah ini, untuk bekerja diluar Malaka. TNI tetap menyatu dengan masyarakat untuk mengelola potensi pertanian seperti dimandatkan sesuai program nasional kerja sama TNI bersama pemerintah.
TNI imbuhnya, mendukung program Revolusi Pertanian Malaka, karena sangat sejalan dengan program nasional yang dicanangkan pemerintah bekerjasama dengan TNI. “Kita minta supaya kades sebagai ujung tombak di desa bisa menjadi garda depan menggerakkan warga agar bisa mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang dimiliki didesa. Kades bisa mengarahkan warga membentuk kelompok tani bekerja sama dengan mantri tani dan PPL sehingga dalam melaksanakan kegiatan pertanian bisa dikerjakan secara kelompok dan memudahkan pemerintah melakukan pembinaan kepada kelompok tani,” pungkasnya. (boni)
