Semua pihak tambahnya, harus bersama dan tetap bergandengan tangan serta berjuang karena tingkat kematian bayi di Provinsi NTT masih cukup tinggi. Untuk itu, dengan pencanangan ini semua harus membangun penyadaran bagi setiap keluarga agar bisa memperhatikan kualitas dan SDM balita selama masa pertumbuhan.
BKKBN NTT katanya, sifatnya hanya memfasilitasi kebutuhan melalui program DAK fisik dan DAK non fisik. DAK fisik lebih menekankan pada kelancaran pelayanan seperti pengadaan mobil untuk melancarkan kegiatan di lapangan. DAK non fisik lebih memperhatikan supaya balai penyuluh KB difasilitasi.
Pemprop urainya, akan tetap berkoordinasi dengan Pemkab Malaka. Setiap tahun setiap Kabupaten di NTT mendapatkan alokasi dana DAK sekitar Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar guna melancarkan program di daerah. (boni)
