BETUN, Kilastimor.com-Di tempat lain, anggotab Tentara Nasional Indonesia (TNI) sangat identik dengan orang yang memegang senjata. Namun tidak dengan di Betun.
Di sini, tentara selalu memegang hand tracktor untuk membantu membajak persawahan rakyat secara cuma-cuma.
“Kami siap bekerja kapan pun kami dimintai bantuan”. Demikian tutur Danramil 1605-04/Betun Mayor Kav. Yatman sembari melempar pandangannya ke arah anak buahnya yang sedang membajak sawah.
Pada mulanya, Mayor Kav. Yatman merasa iba saat melihat banyak sekali anak muda yang menjadi preman di Kota Betun sedangkan potensi daerah persawahan di sini sangat menjanjikan. Kenakalan remaja, perkelahian, pemalakan, dan beberapa kasus kriminal hampir terjadi setiap hari di kota ini. Saat itu dia memanggil beberapa orang preman lalu memberikan mereka modal untuk bertani.
“Saya kasih kalian modal untuk menyewah sawah orang. Jikalau berhasil, kalian dapat mengembalikan modal itu, tapi jika gagal, kalian tidak perlu mengembalikan modal itu”, kenang mayor asal semarang itu.
Melihat hal itu, banyak sekali preman yang direkrutnya untuk menjadi petani. Banyak yang gagal, tapi banyak pula yang berhasil. Beliau tidak hanya memberikan modal saja kepada para preman, dia juga turut membantu para preman itu membajak sawah yang mereka sewa dari para pemilik sawah. Saat ini, hampir semua dari mereka telah memiliki sawah sendiri. Dengan cara inilah, beliau berhasil mengurangi kasus kriminal di Kota Betun.