ATAMBUA, Kilastimor.com-Diduga tidak ada drainase atau saluran air menjadi salah satu faktor amblasnya jalan sabuk perbatasan RI-RDTL di Dusun Asulait, Desa Sarabau, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu hingga putus total setelah diguyur hujan deras pada Jumat malam lalu.
Pantauan media, Minggu (29/1/2017) siang sekira pukul 10.00 Wita Kepala Desa Sarabau, Belmindo Roberto Rinmalae bersama beberapa karyawan NK telah berada di lokasi bencana jalan raya yang putus tersebut.
Kondisi jalan putus di jalur Asulait menuju wilayah Wedomu itu sangat parah dan telah dipasang tanda larangan. Tanah mengalami pergeseran, hingga menurun atau tenggelam kurang lebih setinggi lima meter dari posisi semula. Jalan putus mencapai panjang kurang lebih 50-an meter.
Sementara itu, di lokasi jalan yang putus tidak terpasang saluran air. Demikian juga pada tebing sekitar jalan tidak terpasang penahan tembok guna menahan tanah longsor. Penahan hanya dipasang pada sebelah kiri dan kanan jalan raya sepanjang deker dari batas tanah yang putus.
Amblasnya jalan tersebut setelah diguyur hujan yang turun tak henti dalam sepekan terakhir di wilayah perbatasan Belu. Akibatnya air selain mengikis tanah saluran got, juga tebing pada bagian atas deker sehingga terjadi longsor dan menyebabkan bencana jalan tersebut.
Tidak lama kemudian muncul PPK O7 yang menangani ruas jalan sabuk merah perbatasan RI-RDTL, Muhammad Edwin, General Manager PT NK wilayah Nusra-Bali dan Timor Leste, Deddy Sarwobigo serta beberapa orang lain menggunakan dua kendaraan.