ATAMBUA, Kilastimor.com-Kabupaten Belu merupakan salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Sebagai daerah perbatasan, Belu masih membutuhkan banyak perhatian dari Pemerintah Pusat demi kesejahteraan warga perbatasan.
Persoalan pendidikan, kesenjangan sosial masih terjadi dimana masih banyak kekurangan tenaga guru di wilayah Belu. Banyak guru komite sekolah dan honorer yang mana jasa mereka hanya terima maksimum Rp 200 per bulan.
“Bagaimana kita mendapatkan generasi muda yang baik kalau kondisi pendidikannya seperti ini. Oleh karena kami minta kalau bisa guru komite atau honorer bisa dibantu honor dari Jakarta sesuai standar umur,” kata Bupati Belu, Willybrodus Lay dalam pertemuan bersama Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Watimpres) di Aula Betelalenok, Rabu (22/3/2017) yang dihadiri Pimpinan DPRD Belu, Sekda Belu, Pimpinan Forkompinda, Dansatgas Yonif Raider 641/Beruang, Pimpinan OPD, para Camat, Lurah dan Kepala Sekolah dalam wilayah Kota Atambua.
Menurut Lay, selain itu masalah tunjungan khusus untuk guru perbatasan yang mana pada tahun sebelumnya di Belu terdapat 1.000 lebih. Namun kini hanya tersisa kurang lebih 130 guru di daerah perbatasan Belu, karena itu kami minta perhatian dari Pemerintah Pusat untuk membantu kesejahteraan guru demi kualitas pendidikan generasi Belu.
Dituturkan, masalah dibidang kesehatan masih terdapat warga Belu yang kekurangan gizi sesuai penyamapian Menteri kesehatan dalam kunjungan sebelumnya, banyak remaja tumbuh tidak normal karena gizi tidak tidak cukup. Selain itu juga masalah ekonomi dan infrastruktur kalau bisa ada pembangunan jalan drainase di kota juga minta embung.