OELAMASI, Kilastimor.com-Sekolah Peternakan Rakyat atau disebut juga Sentra Peternak (SPR), merupakan upaya dan niat pemerintah untuk mencerdaskan peternak. Hal ini disampaikan Prof. Muratno, Guru Besar Peternakan ITB, dalam kegiatan launching SPR di dusun 2, Desa Nunsaen, Kecamatan Fatuleu Tengah, Kamis (9/3) kemarin.
Muratno mengatakan, kenapa perlu ada sekolah peternakan untuk rakyat, karena menurutya, bicara tentang ilmu, dunia akademik atau kampus adalah ahlinya, tetapi bicara tentang beternak masyarakatlah ahlinya. Sehingga, sejak tahun 2013, dirinya mengonsepkan SPR ini.
Konseptor SPR ini, sedikit berkisah bahwa dirinya pernah bersama keempat temannya di ITB, yang secara teori sangat ahli bidang peternakan. Mereka mencoba beternak sapi 4 ekor. Setelah kurang lebih 10 bulan, sapinya mau dijual, tetapi satu ekor mati. Kemudian sapinya dijual mereka mencoba beternak babi 60 ekor. Dalam perjalanan, menurut Muratno, 16 ekor mati. Dari pengalaman ini, dirinya menegaskan bahwa, hanya peternak saja yang mampu beternak sapi.
Dengan demikian, dirinya mengambil kesimpulan bahwa peternak adalah praktisi, sedangkan dosen dan mahasiswa yang memiliki ilmu. Untuk itu Melalui SPR ini, dirinya mengkolaborasikan keduanya, yakni antara mahasiswa, dosen dan masyarakat peternak.
Dirinya mengapresiasi masyarakat setempat, karena telah mendeklarasikan diri menjadi SPR mandiri. Bagi Muratno ini adalah sebuah langkah maju bagi masyarakat untuk pintar dan semakin maju dalam bidang peternakan.