BETUN, Kilastimor.com-Suku Nekmataus, gelar ritual Sau Batar yang dilakukan di Dusun Nekto, Desa Raiulun, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka pada, Senin (6/3). Sau Batar yang dilakukan oleh Suku Nekmataus merupakan bentuk persembahan hasil panenan jagung kepada Tuhan dan leluhur.
Sau Batar berasal dari bahasa tetun. Sau Batar itu sendiri tidak memiliki padanan bahasa dalam bahasa indonesia. Hanya saja, sau batar diartikan sebagai persembahan hasil panenan jagung terbaik kepada Nai Maromak (Tuhan) dan matebian (nenek moyang).
Ketua Suku Nekmataus, Simon Lole Hale menuturkan, Sau Batar sudah dilakukan sejak dahulu kala. Sebelum Suku Nekmataus mengenal agama.
“Sau batar ita halo hori uluk bodik sera ba Nai Maromak no matebian (sau batar sudah kita laukan sejak dahulu kala sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan dan nenek moyang),” tutur Lole.
Dahulu kala, sebelum mengenal Tuhan, suku nekmataus sudah mengenal yang namanya Nai Maromak. Nai Maromak adalah sebutan untuk sebuah kekuatan besar melebihi kekuatan apapun yang ada di bumi ini.
Sebuah kutipan kecil, Erich Breung, SVD dalam bukunya mencatat bahwa pada tahun 1556-1562, Frei antonio Taveira, OFM, seorang biarawan Portugis singgah di Mahato atau pribumi setempat menyebutnya Mahata, dekat Oecussei, Timor Leste. Frei antonio Taveira, OFM sendiri merupakan misionaris pertama di Pulau Timor. Sebelum melanjutkan perjalanannya, ia membentuk suatu kelompok di Oekusi dan membabtis 5.000 orang di situ.