ATAMBUA, Kilastimor.com-Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Negara Timor Leste rawan akan penyelundupan narkoba.
Karena itu, warga Belu harus berkomitmen dan bersinergi untuk memerangi bahaya narkoba sebab barang haram itu mengancam kehidupan bangsa terutama generasi muda bangsa Indonesia.
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Belu mengajak semua kalangan masyarakat unsur elemen di Belu untuk bahu-membahu bersama menyatakan anti narkoba, termasuk TNI, Polri dan leading sektor yang bertugas langsung di perbatasan.
Kepala BNN Kabupaten Belu, Ferdinandus Lau Bone mengatakan hal itu dalam dialog interaktif bersama Dandim 1605/Belu dengan RRI Atambua pada acara sosialisasi pencegahan, pemberantasan, penyalagunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) Kodim 1605/Belu di aula Makodim, Selasa (4/4/2017).
Menurut Bone, di perbatasan Belu rawan lalulintas barang haram dari negara tetangga Timor Leste. Sehingga dibutuhkan dukungan dari semua stakeholder sama-sama lakukan pengawasan terhadap peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Belu. BNNK Belu telah lakukan sosialisasi terkait bahya narkoba dan fokus pada generasi muda yang ada di perbatasan, karena yang ditakuti itu kurir. Kalau untuk pengguna kemungkinan terbesar tidak ada, namun untuk kurir pasti saja ada karena diiming-imingi dengan biaya yang besar.
“Khusus wilayah kota Atambua, merupakan salah satu lokasi yang rawan peredaran narkoba, dimana pernah tertangkap pengedar dan pengguna barang haram itu karena daerah pelintasan keluar masuk barang, jasa dan manusia,” ungkap dia kepada awak media usai kegiatan sosialisasi P4GN.
“Kita juga sudah identifikasi beberapa lokasi yang rawan narkoba dalam kota Atambua. Kurang lebih ada dua titik lokasi di sekitar wilayah Atambua dan sementara ini kita lakukan pantau secara ketat,” tambah Bone.
