“Pemda Belu juga memiliki badanbusaha yang namanya Belu Bakti. Tapi saat ini sedang mati suri. Kita jujur ya… Mungkin karena namanya Belu Bakti, jadi dia bakti terus tidak pernah berkembang. Saya akan mengganti menjadi Belu Mandiri supaya bisa mandiri”, canda Willy Lay diikuti galak tawa para peserta.
Willy Lay berjanji akan menghidupkan kembali BUMD milik Pemda Belu. Tujuannya agar kelak Bumdes dapat bersinergi dengan Belu Mandiri. Selain itu, Belu Mandiri juga bisa menjadi Founding Company bagi Bumdes.
Bumdes sebagai penghimpun usaha-usaha mikro milik masyarakat, seperti tenun dan lain sebagainya. Setelah itu, Bumdes yang bersinergi dengan Belu Mandiri akan membantu dalam hal pemasaran.
“Tentu dalam pemasaran Bumdes belum mampu memasarkan ke luar daerah bahkan sampai manca negara. Mungkin ini disebabkan karena sumber daya manusia atau fasilita yang kurang memadai. Karena itu, perlu adanya Founding Compeny yang dapat menampung semuanya itu”, tutur Lay.
Willy Lay berharap agar Bumdes agar bisa menyediakan kebutuhan para petani. Sebagai contoh, pada musim tanam, para penati mungkin belum memiliki beras, gula, terigu, dan lain sebagainya. Selain itu, Bumdes juga harus menyediakan pupuk, peralatan pertanian, dan bibit bagi para petani.
Untuk mencapai semuanya itu, maka perlulah dipilih orang-orang yang benar-benar paham dalam mengembangkan perekonomian untuk menjadi Direktur Bumdes. Selain itu, para pengelolah Bumdes juga harus bisa membangun kepercayaan dan link.”Tanpa kepercayaan dan link, Bumdes tidak bisa apa-apa!” Demikian tegas Willy Lay kepada para peserta.
Semoga Bumdes suatu saat nanti bisa menjadi tulang punggung perekonomian di Desa. (richi anyan)
