RAGAM

Festival Budaya Kampung di Desa Duarato Buat Penonton Terkesima

ATAMBUA, Kilastimor.com-Kemendikbud melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu mengadakan Festival Budaya Kampung yang bertajuk “Gali, Tumbuhkan dan Kembalikan” di Sadan
dengan tema Seniman Mengajar di Sadan kampung adat, Desa Duarato, Kecamatan Lamaknen pada, Selasa (30/5).
Kegiatan ini bertujuan agar generasi muda tetap melestarikan budaya lokal yang perlahan mulai tergeser oleh arus modernisasi.

Tarian warga Didarati.

Tarian warga Didarati.

Hadir sebagai tamu kehormatan pada Festival Budaya Kampung kali ini adalah Kuat Prihatin selaku Kasubag Program dan Informasi Kemendikbud RI bersama staf, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu Marsi Loe Mau bersama staf, dan Dirut Belu TV Roni Mauluma. Selain itu, hadir pula, Camat Lamaknen Philipus Mau Leto, kepala Desa Duarato Goris Mau Bere besama Masyarakat kecamatan Lamaknen.

Hal yang menarik dari vestival kali ini bahwa Pementasan Masyarakat Duarato didampingi oleh beberapa seniman dari berbagai unsur seni.
Mereka adalah seniman tari Asal Ponorogo Dedi Satya Wijaya, Seniman Teater asal Jembrana Bali Ebit Sudana Yudha, Seniman Rupa Sayful Ardyanto, Seniman Musik Andi Feriyansa. Mereka semua telah melalui proses seleksi di Kemendikbud dari 600 peserta.

Mereka memoles beberapa budaya lokal Belu dengan sedikit cerita tanpa menghilangkan kelokalannya. Hasilnya, semua pementasan mereka yang dimainkan oleh masyarakat lokal membuat penonton hanya bisa terkesimak.

Pembukaan festival dimulai dengan Tarian Likurai untuk menyambut para tamu dimana para tamu dikalungi selendang. Tarian Likurai merupakan tarian daerah Belu. Pada jaman dahulu, tarian ini digunakan untuk menyambut para meo atau kesatria yang pulang dari perang.

Tarian di festival budaya di Duarato.

Tarian di festival budaya di Duarato.

Acara dilanjutkan dengan tarian sirih-pinang. Tarian ini sebagai simbol pemberian sirih-pinang kepada para tamu. Pada jaman dahulu, untuk menyambut para tamu yang datang bertamu ke rumah, orang Belu selalu menguguhkan terlebih dahulu sirih-pinang sebelum menuguhkan minuman atau makanan. Kebiasaan ini masih berlangsung hingga sekarang.

Baca Juga :   Universitas Bertaraf Nasional Terbaik akan Dibangun di Atambua

Setelah acara pembuka, para tamu dan masyarakat disuguhkan dengan pementasan tarian tenun kain dan tarian berburu. Masyarakat juga disuguhkan dengan sebuah teater yang bertemakan persaudaraan.

Acara tidak hanya sampai di situ. Acara dilanjutkan dengan vokal grup yang menyanyikan lagu-lagu daerah dan lagu nasional yang dipadukan dengan tarian. Acara diakhiri dengan Tebe dan likurai bersama.

Kuat Prihatin mengatakan bahwa Program Seniman Mengajar merupakan kegiatan yang baru saja dilaksanakan tahun 2017 oleh Kemendikbud. Kuat menjelaskan bahwa seniman mengajar bukan berarti seniman mengajarkan sesuatu kepada masyarakat.

Kuat menuturkan bahwa seniman yang dibawa adalah seniman yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing. Ia berharap agar kehadiran mereka bisa mengoptimalkan potensi yang ada di daerah.

Pages: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top