HUKUM & KRIMINAL

NM Diduga Rengut Kegadisan Mawar yang Belum Genap 5 Tahun di Hutan Wekatimun

“Mawar waktu itu tidak seperti biasanya. Dia nakal sekali sampai terpaksa saya harus pukul dia,” kenang OT.

Mendengar korban yang menangis, tantanya EBM yang tinggal bersama mereka membujuk Mawar mandi. Waktu itu kira-kira pukul 17.00 EBM memandikan korban. Ketika menggosok sabun di tubuh korban, Mawar merintih kesakitan sembari memegang kemaluannya. EBM penasaran lalu bertanya kepadanya, “Ada apa kaka?” Mawar yang polos pun tak menutupi apa yang telah dialaminya. Ia menceritakan semua yang dialaminya sewaktu di hutan bersama NM. Mendengar cerita itu, EBM yang merupakan seorang bidan di RSUD Atambua langsung mengajak Mawar masuk ke kamar. Di sana ia coba memeriksan sakit yang dikeluhkan Mawar.

“Saya kaget ketika melihat ada memar di alat vital Mawar. Saya di rumah sakit biasa melakukan visum bagi para korban pelecehan seksual. Saya kaget ketika melihat apa yang dialami korban sama persis dengan kasus-kasus lain yang pernah saya tangani,” ujarnya.

Karena itu, EBM membujuk Mawar untuk pergi ke RSUD Atambua untuk memeriksakannya ke dokter. Kumbang yang awalnya tidak mau karena takut akan jarum suntik, akhirnya luluh dengan bujukan tantanya. Sang ibu yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan dari EBM pun hanya bisa menurut.

Kira-kira pukul 17.30 mereka tiba di RSUD Atambua dan langsung melakukan visum ke dokter yang bertugas. Dari hasil visum dokter menyatakan Mawar telah mengalami pelecehan seksual. Karena itu, dokter menyarankan untuk langsung melaporkannya ke kantor polisi. Tak ingin mengambil langkah sendiri, EBM pun menghubungi ayah Mawar, RFBK via telepon seluler untuk segera datang ke RSUD Atambua.

Baca Juga :   Hadapi Pilkada, Paslon VENNA Siapkan 700 Saksi

EBM hanya memberitahukan kepada RFBK kalau Mawar sedang berada di RSUD Atambua, karena itu, segera datang.

Sewaktu tiba di RSUD Atambua, RFBK langsung bertanya kepada EBM apa yang dialami anaknya. Namun, EBM tak ingin menjawab dan menyuruh RFBK untk langsung bretanya kepada dokter. Tak puas dengan jawaban itu, RFBK langsung masuk ke dalam ruangan visum dan bertanya kepada anaknya, “Kaka kenapa, kaka sakit ka? Siapa yang buat kaka? Mari bisik di bapa pun (punya, red.) telinga”, ujarnya sembari memegang pipi anaknya dengan kedua tangannya. Mawar tak menjawab sepatah kata pun.

Karena tak mendapat jawaban, RFBK langsung keluar. Hatinya berkecamuk. Apa yang sebenarnya terjadi dengan anaknya? Ia baru mendapat jawaban setelah selesai melakukan visum.

“Waktu saya tahu, saya langsung menangis. Saya rasa tidak kuat untuk berdiri”, kenangnya dengan mata berkaca-kaca sembari meramas kepalanya dengan kedua telapak tangan.

Apa yang di alami Mawar sebenarnya bisa tidak terjadi jika kedua orang tuanya mengikuti naluri putrinya. Pada hari sebelum kejadian (19/6), paman Mawar datang ke rumahnya. Saat hendak pulang, Mawar menangis sejadinya karena hanya ingin pergi ke kampung untuk berlibur ke rumah kakek dan neneknya. Hanya saja keinginan itu tidak dituruti oleh kedua orang tuanya.

Kapolres AKBP Yandri Irsan yang di temui di kantornya mengatakan, kasus ini masih didalami oleh anggotanya. “Pelaku akan tetap dihukum jika terbukti bersalah. Kita tidak akan main-main dengan hukum”, tegas AKBP Yandri. (richi anyan)

Pages: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top