Timsus berusaha menyelamatkan sandera tersebut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Di saat yang tepat, teroris itu pun berhasil dilumpuhkan dan sandera pun berhasil diselamatkan. Dengan cepat pula mereka segera menangkap teroris tersebut dan membawa teroris dan sandera menjauh dari bom yang sudah diaktifkan. Setelah merasa aman, mereka semua segera tiarap untuk menghindari letusan bom yang sebentar lagi akan meledak.
Booomm! Bom pun meledak dan tak ada satupun yang terluka.
Pelaku diindikasi sebagai teroris karena di dalam tasnya ditemukan satu pucuk senpi jenis AK 47 dan revolver tiga kilo gram bahan peledak jenin TNT. Selanjutnya, teroris dan barang buki diamankan di Mapolres Belu untuk keperluan penyidikan.
Masyarakat yang dan para tamu undangan yang hadir dalam upacara peringatan hari Bhayangkara ke 71 pun panik melihat aksi teror tersebut. Namun kepanikan mereka segera dikuatkan kembali oleh ketangkasan Timsus Subden 2 Den A Pelopor dalam memberantas aksi teror tersebut.
Hari Bhayangkara tahun 2017 ini diwarnai duka yang dalam. Teroris berhasil memberikan kado hitam buat Polri dan menjadikan anggota Polri sebagai bulan-bulanan serta target serangan teror.
Setelah bom Kampung Melayu yang menewaskan tiga anggota polisi, teroris kembali menyerang polisi di markas Polda Sumut dan di masjid di depan Mabes Polri beberapa jam menjelang Hari Bhayangkara 2017. Tragisnya dengan senjata seadanya para teroris nekat menyerang anggota polisi yang bersenjata lengkap di sekitar markasnya.
Kejadian aksi terorisme di atas merupakan sebuah simulasi bagaimana Polres Belu menghadapi aksi teroris. “Ini sinyal bagi para teroris, bahwa Polres Belu tidak akan main-main dengan para teroris,” ujar AKBP Yandri Irsan. (richi anyan)
