“Bulan lalu pada kesempatan yang sama, kita sudah buat daftar panjang prioritas yang ada di desa ini. Disitu ada ada dua hal prioritas yang perlu dituntaskan yakni listrik dan air. Pada waktu itu kita sepakati untuk mulai dari air, sebab itu kebutuhan utama. Untuk itu hari ini saya datang untuk kita mulai membangun air bersih yang menjadi kebutuhan utama kita,” ungkap Beri Bina.
Ditambahkan, masalah air bersih di Desa Dusun Tabolabui dikarenakan topografi perbukitan yang mengakibatkan pusat mat air dibawah bukit, sehingga sulit diakses masyarakat. Tetapi melalui diskusi dengan masyarakat, maka upaya untuk mengalirkan air dari tempat direndah ke tempat yang tinggi diupayakan. Menurutnya, dengan teknologi Hidran air yang berada di tempat yang rendah dan dengan tenaga teknologi yang profesional, pekerjaan bisa dikerjakan dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Adapun biaya untuk mengerjakan kegiatan upaya mengalirkan air bersih tersebut, menurut Beri Bina dilakukan secara swadaya. Dirinya pada kesempatan sebelumnya mengajak masyarakat untuk membangun kearifan lokal masyarakat untuk mengumpulkan uang dari setiap kepala keluarga untuk biaya pengerjaan tersebut.
Dirinya berharap keterlibatan masyarakat adalah bagian dari menumbuhkan semangat gotong-royong yang ada di masyarakat. Dikatakan, masyarakat dengan bahu membahu membantu teknisi yang mengerjakan pemasangan pipa dan pompa.
Untuk diketahui, peletakan batu pertama tersebut dilakukan dengan cara simbolis. Hal tersebut dilakukan karena akses jalan ke sumber air sulit dijangkau dan butuh waktu lama. Untuk itu peletakan batu pertama ditandai dengan penyerahan batu dari tokoh adat kepada pemerintah desa, selanjutnya diserahkan kepada Beri Bina dan istrinya, kemudian dilanjutkan kepada teknisi. (qrs)
