ATAMBUA, Kilastimor.com-Mungkin melihat polisi lalulintas berada di jalan adalah hal yang lumrah. Namun, melihat polisi lalulintas menjadi sopir dan kondektur angkot adalah sebuah hal yang baru bagi khalayak umum.
Dalam rangka menyongsong Haru Ulang Tahun (HUT) ke-62 Satuan Lantas Polisi Republik Indonesia yang akan jatuh pada 22 September 2017 mendatang, anggota Satlantas Polres Belu mengambil peran sebagai sopir dan kondektur angkot, Rabu (20/9) siang.
Anggota Satlantas Polres Belu yang dimaksud yaitu Bripka Konterius Seran dan Brigpol Jauaridilos Pittu Baga alias Jodi. Bripka Konterius berperan sebagai sopir angkot dan Brigpol Jodi berperan sebagai kondekturnya.
Banyak sekali masyarakat dan pelajar yang kebingungan saat hendak menumpang angkot. Tak seperti biasanya, sopir dan kondektur angkot kali ini berpakian lantas. Yang mereka tahu, sopir dan kondektur biasanya berpakian preman.
Akibatnya, ada yang menumpang dengan penuh keraguan, tapi banyak pula yang tak jadi menumpang karena melihat keanehan tersebut. Lebih parahnya, banyak yang menolak saat ditawarkan untuk menumpang, walau sudah ditawarkan menumpang secara gratis sampai sampai ke tempat tujuan.
Peran yang diambil tersebut adalah sebagai salah satu bentuk wujud empati Satlantas Polres Belu terhadap para sopir dan kondektur angkot. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui suka duka seorang sopir angkot. Dengan begitu mereka bisa menggunakan pendekatan yang tepat saat berhadapan dengan para sopir dan kondektur.
Ludo Besin, Sang sopir angkot sebenarnya yang angkotnya dipakai mengatakan, angkot yang dikendarainya bisa menghasilkan uang Rp 400.000 dalam sehari. Namun, dia harus menyetor ke pemilik angkot sebesar Rp 200.000. Sisanya untuk bensin dan makan siang. “Paling saya dapat Rp. 20.000 untuk uang rokok,”ujarnya.
Ludo mengaku, dirinya digaji satu juta rupiah setiap bulannya. Itu pun selalu dibagi, setengahnya dikirim ke kampung untuk kebutuhan orang tua, dan sisanya untuk hidup sehari-hari.