ATAMBUA, Kilastimor.com-Radio Republik Indonesia (RRI) Atambua menggelar Prosesi Penyulutan Obor Tri Prasetya dalam rangka memperingati 72 Tahun RRI bertempat di Kantor RRI Atambua, Senin (11/9). Kepala RRI Atambua Muhammad Fauzan dalam sambutannya mengatakan bahwa RRI Atambua harus menjadi Sabuk pengaman informasi di tapal batas RI-RDTL.
11 September 1945 adalah hari bersejarah bagi insan radio di tanah air. Saat itu, Dr. Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman dan Yusuf Ronodipoero mendirikan Radio Republik Indonesia di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam, Jakarta. Dr. Abdulrahman Saleh pun terpilih sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Sejak saat itu, perjalanan panjang selama 72 tahun, RRI telah mengukir banyak prestasi yang tidak terbilang jumlahnya.
Dengan semboyan “Sekali di Udara Tetap di Udara” serta piagam yang syarat makna yakni Try Prasetya merupakan landasan seluruh jiwa Angkasawan-Angkasawati Radio Republik Indonesia (RRI).
Dibawah tema peringatan 72 Tahun Radio Republik Indonesia “Bersama Dalam Keberagaman” memiliki makna meneguhkan semangat kebersamaan dan pengabdian RRI demi Bangsa dan Negara. Keberagaman suku bangsa, budaya, adat istiadat, keyakinan, aliran kepercayaan, dan beragam pemikiran politik harus dimaknai dengan benar.
RRI hadir sebagai perekat semua keberagaman demi terwujudnya Bhineka Tunggal Ika dan tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari tahun ke tahun, RRI terus berkibar di daerah-daerah terpencil hingga Pulau terselatan di NKRI yakni Rote Ndao.