ATAMBUA, Kilastimor.com-Goreti Bui Leto, salah seorang Warga Dusun Lamasi, Kecamatan Tasifeto Timur menghajar salah satu karyawati Koperasi Serba Usaha (KSU) Tekad Makmur, Mira, karena diduga sertifikat tanah miliknya telah digadaikan. Sertifikat itu dijaminkan untuk meminjam uang sebesar Rp 6.000.000 pada koperasi tersebut.
Dalam perjalanan, dana pinjaman itu telah dilunasi beberapa waktu lalu oleh Goreti Bui Leto. Namun, sampai saat ini, sertifikat tanah tersebut belum diserahkan kembali ke pemiliknya.
Goreti yang merupakan salah satu nasabah KSU Tekad Makmur itu sebenarnya bukan baru kali ini meminjam uang di koperasi tersebut. Dia sudah enam kali meminjam uang di tempat itu.
Baru kali ini, Goreti setelah melunasi utangnya, namun sertifikat tanah yang menjadi jaminan digadaikan dan tidak dikembalikan ke pemilik seperti biasanya setelah pelunasan.
Sudah beberapa kali Goreti Bui Leto datang meminta sertifikat tanahnya. Hanya saja, berbagai alasan yang dibuat oleh para karyawan agar jaminan tersebut tidak dikembalikan.
Akhirnya, Senin (12/03/2018) pagi, Goreti menyambangi kantor KSU Tekad Makmur yang berada di jalan Teuku Umar, Atambua didampingi oleh kedua orang tuanya, Yosep Leto dan Kristina Luan.
Mereka datang secara baik-baik untuk meminta kembali sertifikat tanah yang pernah mereka jaminkan. Di kantor koperasi itu, mereka menemui Mira, salah satu karyawati KSU Tekad Makmur.
Akan tetapi, Mira beralasan kalau pimpinannya masih berada di Kefamenanu, sehingga sertifikat tersebut belum bisa diberikan. Mira meminta agar Goreti menunggu sampai pimpinannya kembali baru bisa sertifikatnya dikembalikan.
Alasan tersebut tak dapat diterima oleh Goreti dan kedua orang tuanya. Adu mulut pun tak dapat dihindari.
“Bukan baru kali ini, saya minta kembali sertifikat tanah. Ada saja alasan dari mereka. Mereka bahkan pernah suruh saya untuk pinjam lagi uang biar sertifikat tanahnya tetap dijaminkan,” ujar Goreti.
Karena adu mulut yang semakin menjadi-jadi, Mira pun berlari menuju ke rumah Erni Ganggas, SH, salah satu pegawai di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang tak jauh dari kantor tersebut untuk berlindung.
Tujuannya, biar suasana agak tenang, barulah dia kembali untuk menjelaskan kepada Goreti bersama kedua orang tuanya.