Terpisah, Kepala Desa Mota Ulun, Andreas Klau, ketika dikonfirmasi media ini menjelaskan, untuk mengurangi angka kematian akibat diterkam buaya khususnya disekitar daerah aliran Sungai Weliman, pihaknya meminta kepada para Tokoh adat yakni kepala Suku wilayah setempat untuk melakukan pendekatan budaya dengan melakukan upacara ritual adat, sehingga kearifan lokal tidak boleh hilang, dan buaya dengan manusia bisa bersahabat.
Disamping itu, lanjut Andreas, pihaknya meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Malaka untuk segera melakukan Normalisasi terhadap Sungai Weliman, karena sungai Weliman sudah menjadi sarang buaya yang jumlahnya mencapai ratusan ekor.
Ia berharap masyarakat disekitar Motaulun khususnya mereka yang punya lahan perkebunan di sekitar daerah aliran Sungai Weliman, supaya selalu berhati-hati saat ke sawah atau kebun, karena akhir-akhir ini buaya naik sampai di saluran air, bahkan pematang sawah. (adhi teiseran)
