KUPANG, Kilastimor.com-Belasan petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) wilayah Kuledoki atas nama kelompok dan warga Desa Raknamo, Desa Manusak dan Naibobat yang merasa terancam gagal panen karena kekurangan air dari bendungan Raknamo yang belum dialirkan, mencoba berusaha untuk meminimalisir gagal panen dan kelaparan melanda daerah daerah teraebut.
Setelah berkoordinasi dengan beberapa elemen namun belum berhasil, kini belasan petani di bawah koordinator Yeremias Pia mendatangi kampus Universitas Karya Darma Kupang.
Kedatangan mereka diterima oleh pihak Undarma Kupang, Hery Wadu di kampus B Undarma Oepura Kupang Nusa Tenggara Timur.
Di hadapan Hery Wadu dan awak media Yeremias Pia menyampaikan keluhan-keluhan dan mengharpakan bisa mencari solusi bersama.
“Kami di Oesao sudah satu bulan tdk hujan, kekeringan melanda padi-padi mulai menguning,” Ungkapnya
Dikisahkan, dahulu masih bisa dapat aliran air namun karena sudah ada bendungan dan saat ini pintunya masih ditutup akhirnya area persawahan sekitar 300HA tidak dialiri air sehingga saat ini padi mulai menguning dan ada yang sudah mengering dan mati, tanah membela.
“Ini keadaan darurat, kami menghargai pekerjaan bendungan yang sesuai SOP saat ini masih dalam masa pemeliharaan, namun alangkah baiknya dampak panjang yang dirasakan dipikirkan. banyak petani yang mengeluh saat ini terkait kekeringan,” Ungkapnya
Yeremias melanjutkan, bahwa pihaknya telah dijanjikan Balai Wilayah sungai Provinsi NTT untuk bantu empat mesin pompa air namun saat ini hanya bantu satu mesin pompa air dan selang sekitar 20 meter, sedangkan untuk mengalirkan air ke saluran induk butuh sekira 80-an M dan satu mesin pompa air saja tidak cukup.