RAGAM

Pemanfaatan Bendungan Rotiklot Butuh Intervensi APBN

Willybrodus Lay

ATAMBUA, Kilastimor.com-Kabupaten Belu, sebagai kabupaten beranda Indonesia dengan Timor Leste, terus mendapat perhatian penuh dari Pemerintah Pusat. Berbagai infrastruktur seperti jalan negara dan ruas jalan sabuk merah perbatasan dibangun. Hal ini pantas dilakukan, karena wajah Indonesia itu tidak boleh tertinggal dengan negara tetangga Timor Leste. Selain itu, juga telah dibangun PLBN Motaain yang mengah dan terpadu, member warna tersendiri bagi Kabupaten Belu.
Terbaru, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR telah selesai membangun Bendungan Rotiklot. Bendungan Rotiklot yang dibangun dengan biaya Rp 497 miliar telah diresmikan Presiden, Joko Widodo, Senin (20/5/2019) lalu.
Keberadaan Bendungan Rotiklot, memberi dampak positif bagi masyarakat Desa Fatuketi, Desa Dualaus, Leosama, Jenilu, dan Kenebibi di Kecamatan Kakuluk Mesak. Lebih dari itu, manfaat bendungan Rotiklot bakal dirasakan hingga Kecamatan Tasifeto Timur, terlebih Desa Silawan. Bahkan Sejumlah desa di Kabupaten TTU juga akan merasakan dampak positifnya.
Adapun dampak positif yang diterima warga kecamatan Kakuluk Mesak, Tasifeto Timur hingga Kabupaten TTU yakni pasokan air bersih maupun irigasi pertanian, termasuk untuk melayani kebutuhan air bersih bagi kapal-kapal di Pelabuhan Atapupu. Disamping kebutuhan air bersih dan irigasi, Bendungan Rotiklot telah menjadi spot atau destinasi pariwisata baru dengan keindahannya.
Kini masyarakat warga setempat menantikan pemanfaatan bendungan itu, untuk irigasi maupun pasokan air bersih pasca peresmian yang menyedot ribuan warga Belu, terlebih karena kehadiran Presiden Joko Widodo yang begitu disanjung masyarakat Belu. Tidak saja itu, masyarakat juga tengah menunggu pembukaan kawasan bendungan itu untuk rekreasi warga Belu dan sekitarnya.
Pasca peresmian, masih ada pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan, seperti jaringan irigasi untuk pertanian, juga jaringan pipa untuk kepentingan air baku bagi masyarakat Belu bahkan masyarakat TTU.
Bupati Belu, Willybrodus Lay ketika dimintai komentarnya terkait pemanfaatan Bendungan Rotiklot, Rabu (22/5/2019) di ruang kerjanya mengatakan, yang pasti air bendungan itu bakal dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dan kebututan air baku.
Untuk pertanian sebutnya, pastinya dimanfaatkan untuk pertanian sawah, namun hanya untuk satu musim tanam. Setelahnya, lebih dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman hortikultura seperti bawang, tomat dan jenis lainnya. “Jadi tidak semata-mata untuk sawah. Tapi juga untuk tanaman hortikultura,” bilang bupati yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Belu itu.
Terkait jaringan irigasi dan pipa imbuhnya, tentu Pemda Belu tidak mampu mengerjakan sendiri. Karena itu, sangat dibutuhkan bantuan dari APBN. “Kita tidak bisa kerja dengan APBD. Kita harapkan dari APBN untuk irigasi dan jaringan pipa,” sergahnya.
Dia mencontohkan, untuk jaringan air bersih, pastinya dibutuhkan water treatment maupun pipanisasi untuk warga Kecamatan Kakuluk Mesak. Jadi kalau water treatment, pipa induk dan reservoar sangat dibutuhkan intervensi dari APBN. “Kalau untuk jaringan pipa untuk ke rumah warga, tentunya kita bisa tangani,” timpalnya.
Pemda Belu lanjutnya, akan berupaya untuk meyakinkan pemerintah pusat, agar bisa menyelesaikan sejumlah kebutuhan terkait pemanfaatan Bendungan Rotiklot pada masa mendatang. Jika bisa dikerjakan, pada masa mendatang kebutuhan air untuk pertanian akan teratasi dan air baku untuk masyarakat satu kecamatan. “Kita akan terus lobi agar ada perhatian lanjutan di Bendungan Rotiklot,” tuntasnya.
Untuk diketahui, Bendungan Rotiklot berkapasitas 3,3 juta meter kubik, dan kini sudah terisi atau imponding sejak Desember 2018 lalu. Bendungan itu menelasln biaya sebesar Rp 497 miliar. (ferdy talok/adv)

Baca Juga :   Tiga Warga TTU Tewas Saat Bersihkan Sumur
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top