RAGAM

Catatan Pinggir Jelang ETMC 2019 Malaka (4-Bersambung)

Herry Klau

Oleh: Herry Klau

“Sentuhan Cinta yang Terkikis di Lapangan Misi Besikama”

……….Ada cinta yang terkikis di sini
Ada asa terpatri di sini
Hanya kau yang tau
Seberapa kuatnya cinta ini……..

Saban hari di tahun 1970-1980, zaman ketika negeri ini masih jauh dari jamahan dan sentuhan pembangunan, ada sebuah arena yang menjadi pusat segala aktivitas.
Arena itu berada di sekeliling wilayah “kekuasaan” para pastor dengan areal yang cukup luas. Ratusan hektar.
Setiap perhelatan, setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang, setiap acara yang butuh tempat yang luas pun dilaksanakan di tempat yang sangat terbuka untuk umum ini.

“Waktu kami masih kecil, di tahun 1980-an ketika wilayah Malaka Barat ditimpa kelaparan karena diterjang banjir bandang dan paceklik yang datang setiap tahun, pesawat Hercules yang ditumpangi Menteri Sosial Nani Soedarsono, (Menteri Kabinet Pembangunan IV) mendarat di arena ini dengan membawa bantuan sembako dan peralatan lainnya. Kami semua berdiri dari pinggir jalan dan menonton burung besi. Lapangan itu pun menjadi saksi bisu,” kenang penulis.

Bergeser lagi ke tahun 1990-an, arena ini tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah lembaga pendidikan yang masih yang didirikan tahun 1965 itu masih kokoh, tegak, gagah perkasa di depannya, SMPK St. Isidorus Besikama.

Dan siapa saja, terutama alumni St. Isidorus (pria dan wanita) pasti pernah merasakan betapa arena ini memberikan ceritera yang tak pernah hilang dari ingatan ketika selama 3 tahun mengenyam pendidikan, selalu bermain bola bersama di arena ini.

Baca Juga :   Bupati Malaka Minta Pimpinan OPD Bekerja Baik dan Nyaman

“Kami lewati hari-hari selama bersekolah dengan bermain bola di sini. Kami benar-benar merasa memilikinya dan punya ikatan emosional yang tinggi dengan arena ini,” kata Efraim Bria Seran, sekarang Camat Malaka Barat.

Bukan hanya anak-anak sekolah, setiap turnamen tarkam (antar kampung), antar desa dan antar kecamatan pun sering sekali dilakukan di tempat ini.

“Setiap pertandingan di sini selalu membawa nuansa kedamaian dan persahabatan, selalu penuh dengan sorak sorai penonton yang berjubel rapi di pinggir lapangan,” kata Yohanes Tahu, seorang mantan pemain asal Umatoos, Malaka Barat.

Ini hanya sekelumit ceritera yang terpotong-potong untuk mendeskripsikan betapa pentingnya arena ini bagi semua orang Besikama, Malaka Barat.

Pages: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top