BETUN, Kilastimor.com-Bagi orang NTT, pastinya mengetahui Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ternyata Revolusi dicetuskan kala Stefanus Bria Seran (SBS) menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT pada tahun 2009 silam.
dr. Stefanus Bria Seran, MPH yang kini menjadi Bupati Malaka itu dalam cerita ringan bersama wartawan, Jumat lalu menjelaskan apa itu Revolusi KIA.
Ia mengatakan, ketika itu ketentuan atau standar yang diterapkan pemerintah bahwa melahirkan yang baik itu ditolong oleh tenaga kesehatan, entah dimana saja tidak jadi masalah.
“Waktu itu, ketentuannya bahwa melahirkan yang baik itu dimana saja tidak masalah, yang penting dibantu oleh tenaga kesehatan. Nah, saya ubah konsep ini, dimana melahirkan harus di Fasilitas Kesehatan yang memadai,” ungkap Bupati Malaka.
Menurutnya, ada enam ukuran untuk menentukan fasilitas kesehatan tersebut memadai. Pertama, ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkualifikasi, dalam aspek kompetensinya, kualitasnya, kuantitasnya dan persebarannya.
Kedua, peralatannya yang dibutuhkan untuk menolong ibu yang melahirkan harus memadai sesuai standarnya. Ketiga, perbekalan yang dibutuhkan untuk supaya alat-alat kesehatan tersebut dapat digunakan untuk menolong ibu bersalin.
