KUPANG, Kilastimor.com-Prevalensi stunting anak umur bawah lima tahun (Balita) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 40,3 persen.
Angka ini tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Bahkan angka tersebut diatas prevalensi stunting nasional sebesar 29,6 persen.
Prevalensi stunting di NTT terdiri dari bayi dengan kategori sangat pendek 18 persen dan pendek 22,3 persen (sumber pantauan status gizi (Psg) tahun 2017).
Untuk mendukung program prioritas nasional yang salah satunya adalah akselerasi prevalensi stunting maka Perwakilan BKKBN NTT tidak henti-hentinya terus mensosialisasikan pencegahan dan penanganan stunting kepada setiap elemen masyarakat.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru, SE, MPh dihadapan 500 mahasiswa KKN Undana mengemukakan,
Keluarga berencana (KB) merupakan jalan keluar untuk menurunkan prevalensi stunting di Provinsi NTT.