KEFAMENANU, Kilastimor.com-Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menjadi tantangan terbesar bagi dunia. Berbagai upaya telah dilakukan, namun belum juga tuntas teratasi.
Atas kondisi itu, berbagai saran dan pendapat mengalir demi penanganan Covid-19. Salah satunya dari Waldetrudis Neno Kosat, Mahasiswa Program Magister Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus Jakarta, asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Kepada kilastimor.com Waldetrudis mengatakan, pandemi COVID-19 adalah tantangan besar bagi dunia saat ini. Pemerintah terus
mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dengan mengeluarkan berbagai peraturan.
Salah satunya adalah kebijakan melalui Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1591/2020 tentang Protokol Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
“Namun kebijakan itu sampai saat ini belum mampu membuahkan hasil
yang berdampak positif karena angka penyebaran Covid-19 masih menunjukkan grafik
fluktuatif. Akar dari peningkatan angka Covid-19 ini disebabkan oleh ketidakpatuhan
masyarakat terhadap protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya lewat pesan Whatsaap pada Sabtu, (22/5/2021) pekan lalu.
Mahasiswa S2 asal Desa Oenak itu mengungkapkan, masyarakat cenderung acuh tak acuh terhadap peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Kesadaran akan Covid-19, membuat individu mempersepsikan Covid-19 sebagai penyakit yang berbahaya bagi kesehatan sehingga individu melakukan tindakan pencegahan. Padahal butuh kesadaran komunal.
Dikemukakan, perawat sebagai salah
satu tenaga kesehatan dengan jumlah besar dalam pusat pelayanan kesehatan, bekerja secara
langsung dan terus kontak dengan pasien selama 24 jam, sebagai tenaga kesehatan yang
berada di garda terdepan, yang paling sering kontak dengan pasien sekaligus memiliki risiko
sangat tinggi tertular virus Covid-19.
“Peran perawat dapat dimanfaatkan untuk menjadi edukator masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan. Ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya Covid-19,” ujarnya.
