RAGAM

Herman Loe Sebut Konsep Bangunan Kantor Bupati Belu Sesuai Rumah Adat, Bukan Tumpeng. Taolin: Tidak Ada Penghinaan

Herman Loe Mau

ATAMBUA, Kilastimor.com-Pernyataan Bupati Belu, Taolin Agustinus terkait bentuk atap gedung kantor Bupati Belu seperti tumpeng mendapat sorotan tajam dari sesepuh Belu, Herman Loe Mau.

Tokoh masyarakat yang juga politisi senior Belu, Herman Loe Mau angkat bicara karena pernyataan tersebut dianggap tidak pantas dan layak diucapkan oleh seorang Bupati Belu, yang sehari-hari menempati kantor tersebut.
“Terkait polemik bentuk atap gedung kantor daerah Belu yang dikatakan Bupati Belu, Taolin Agustinus , mirip nasi tumpeng ulang tahun, sangat tidak pantas dikemukan oleh Bupati,” bilang mantan Ketua DPRD Belu, Herman Loe Mau, ketika dimintai komentar di kediamannya, Sabtu (5/2/2022).

Dikemukakan, bentuk kantor Bupati Belu saat ini, diambil dari bentuk rumah adat orang Belu. Bukan diambil dari bentuk nasi tumpeng. “Kantor bupati itu terinspirasi dari rumah adat orang Belu. Nasi tumpeng orang Belu tidak tau,” bebernya.

Dikisahkan, kantor Bupati Belu, dikerjakan oleh Bupati Jhon Leto. Setelah pergantian bupati dari Jhon Letto ke Ignasius Soemantri, bangunan itu tidak dimanfaatkan, dan perlengkapan tidak diisi. Malah, bupati Soemantri memperbaiki kantor yang lama.

Sebagai anggota DPRD Belu, pihaknya menyampaikan belum dimanfaatkannya gedung bupati baru kepada Gubernur Ben Mboi.
“Jadi saya termasuk orang yang pergi ke pak Ben Mboi untuk laporkan kalau kantor bupati belum yang baru tidak dimanfaatkan. Selang beberapa bulan, kemungkinan ditegur gubernur, maka Bupati Soemantri mengisi perabot dan berkantor disana. “Jadi itu dibangun Pak Jhon Leto, sesuai konsep rumah adat orang Belu. Jadi tidak benar seperti tumpeng. Orang Belu tidak kenal tumpeng, tapi kenal makanan namanya ut kuhus. Tapi bukan ut kuhus yang jadi model desain kantor bupati. Jadi setiap bangunan ada nilai filosofis dan historisnya,” tandas pria yang telah berusia 89 tahun itu.

Baca Juga :   Tolak Markas Kavaleri, Tujuh Suku Pemilik Hak Ulayat Lelowai Datangi DPRD Belu

Masih menurutnya, ketika Jhon Leto menjadi Bupati tahun 1987-1992, ia memiliki niat bangun kantor daerah baru karena kantor daerah lama ini sudah sangat lama dan konstruksinya tidak ada besi. Nah setelah itu, John Leto memilih di kantor bupati saat ini, Wekatimun, karena nyaman dan pemandangan bagus. “Jadi beliau putuskan disana setelah melalui komunikasi dengan pemilik ulayat setempat. Kami di DPRD juga setuju,” tutur politisi pendukung setia Megawati Soekarno Putri ini.

Pages: 1 2

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top