DILI, Kilastimor.com-Inspektur Polisi Dua (IPDA), Albertus Fridus Bere mencatatkan diri sebagai salah satu anggota polisi yang menerima Anugerah Medali Kehormatan Atas Tindakan Kemanusiaannya bagi Timor Leste.
Penghargaan itu diberikan langsung Presiden Republik Demokratik Timor Leste, Dr. Jose Manuel Ramos Horta di Istana Lahane, Dili, Senin (27/11/2023).
Ipda Fridus menerima penghargaan itu, lantaran telah membantu menyelamatkan nyawa seorang warga negara Timor Leste untuk bisa mendapatkan pengobatan di Malaka pada beberapa tahun silam.
Rilis yang diterima Kantor Atase Polri KBRI Dili menyebutkan, Kombes Pol. Don Gaspar Mikel Da Costa, Atase Polri KBRI Dili pada 25 Juli 2023 lalu bertemu Presiden Timor Leste. Ramos Horta di Istana Presiden Timor Leste. Pada saat itu, presiden mendapat informasi terkait tindakan kemanusiaan yang telah dilakukan oleh Ipda Fridus Bere terhadap warganya, sehingga dilakukan penelitian untuk memberikan penghargaan khusus bagi yang bersangkutan atas hati baiknya dalam melaksanakan tugas sebagai polisi perbatasan.
Alhasil, IPDA Fridus dihargai dengan bintang kehormatan dari Pemerintah Timor Leste.
Untuk diketahui, Perwira Pertama (Pama) Polres Malaka, NTT, Ipda Albertus Fridus Bere salah satu penerima Hoegeng Awards 2023 karena prestasi dan integritasnya dalam mengamankan perbatasan RI-RDTL dengan tegas namun penuh humanis dan Ipda Fridus juga telah mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dikutip dari Detik.com, Ipda Fridus diusulkan oleh salah satu pembaca detik.com yang bekerja di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, Sigiranus Marutho Bere, melalui formulir online di tautan http://dtk.id/hoegengawards2023. Sigiranus mengenal sosok Ipda Fridus karena juga bekerja di daerah perbatasan Kabupaten Malaka, NTT dengan Distrik Suai, Timor Leste.
Sigiranus bercerita bahwa Ipda Fridus adalah sosok yang berprestasi dalam bertugas. Ipda Fridus, menurutnya, juga sosok yang memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.
Warga hingga pemerintah setempat mengenal Ipda Fridus memiliki sepak terjang yang baik selama menjaga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka, NTT. Giran juga merupakan teman Fridus sejak SMA.
“Dia itu banyak testimoni dari masyarakat sampai pihak pemerintah daerah tingkat kecamatan juga tahu sepak terjang beliau baik,” kata Giran sapaan karib Sigiranus kepada detik.com, Selasa (31/1/2023).
Giran lantas bercerita salah satu kejadian saat Ipda Fridus menjabat sebagai Kepala Pos Polisi (Kapospol) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin. Dia menyebut Ipda Fridus pernah membantu wanita Timor Leste sedang sakit keras yang tidak memiliki dokumen untuk berobat ke Indonesia.
Peristiwa itu, kata Giran, terjadi pada Januari 2018. Wanita Timor Leste tersebut diantar oleh kerabatnya menggunakan sepeda motor.
“Pada saat sampai perbatasan dicegat oleh aparat karena tidak punya dokumen paspor. Nah, Fridus sebagai Kepala Pos Polisi Lintas Batas Motamasin melihat kondisi ibu ini nyaris ambruk dari sepeda motor. Karena mempertimbangkan kemanusiaan, meskipun tidak ada dokumen, dia kemudian menyuruh mereka melanjutkan perjalanan ke rumah sakit,” tutur dia.
Ipda Fridus juga disebut mencarikan mobil pik-up agar wanita tersebut dapat sampai dengan cepat ke rumah sakit. Wanita tersebut, kata Giran, menderita penyakit kuning.
“Kemudian Fridus sampaikan bahwa ‘ibu berobat saja sampai sembuh, baru balik ke Timor Leste’ waktu itu dibawa ke rumah sakit, memang karena gerakan cepat sehingga dia sembuh. Seluruh badannya kuning semua, jadi waktu itu terlambat sedikit saja sudah lewat, sudah meninggal itu,” jelasnya.
Giran menyebut Ipda Fridus sering kali membantu warga yang memiliki kendala saat melintas di perbatasan. Karena pengabdiannya itu, Ipda Fridus mendapatkan penghargaan dari Kapolri untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) pada 2022.
“Sering itu beliau bantu orang, sering bantu dokumen-dokumen yang belum lengkap, karena sebagai Kapospol di situ beliau bertugas menjaga perbatasan jadi ada masalah seperti itu dia pasti bantu. Makanya dia waktu itu pangkatnya belum perwira, dia diganjar penghargaan oleh Kapolri,” jelasnya.
Giran juga bercerita soal kebaikan yang dilakukan oleh Ipda Fridus yang membantu ibu melahirkan pada 2020. Saat itu, ibu tersebut tidak memiliki biaya untuk bersalin di rumah sakit.
“Pernah ada satu kejadian dia bantu salah satu ibu melahirkan ditolong ke rumah sakit karena tidak punya apa-apa. Identitas nggak ada, sama duitnya nggak ada, jadi waktu itu ibu mau daftar di loket ditolak, kemudian ibu itu menangis di depan rumah sakit,” jelasnya.
Sosok Ipda Fridus juga disebut orang yang ringan tangan. Banyak warga yang datang ke rumahnya untuk mengucapkan terima kasih karena telah dibantu.
“Keluarga dari orang yang dia tolong itu semua ke rumahnya, jadi mereka anggap ini sudah jadi keluarganya ‘kami tidak bisa bantu apa-apa selain datang berkunjung ke rumah Bapak dan sampaikan terima kasih’, ringan tangan orangnya,” sebut dia.