Masih menurutnya, Roman juga tidak akan melakukan balas dendam terhadap ASN, sebab tidak boleh ada ASN yang menjadi tahapan politik. Ini bukan perang. Ini demokrasi. Berbeda ya wajar. “Kami juga tidak mau pindahkan orang sesuka hati, apalagi yang hanyalah staf. Sudah tidak ada tunjangan jabatan, harus pergi pulang Atambua-Piebulak,” serganya.
Disamping reformasi birokrasi terkait penempatan personil ASN, pihaknya juga akan melihat kesejahteraan ASN seperti TPP juga uang beras. “Saat ini ASN terima uang beras sekira Rp 7.000-an, sementara harga beras sudah berkisar Rp 15.000. Ini kurang hampir 100 persen. Bagaimana ASN mau menjalankan tugas dengan baik sejahtera kedepan,” ujar Camat Kota Atambua tersebut.
Sementara itu, Cawabup, Theodorus F. Seran Tefa yang kerap disapa Theo Manek menegaskan, pengobatan akan dilakukan pihaknya dengan perbaikan-perbaikan besar, salah satunya terkait data, yang menyebabkan kebocoran APBD Belu. Selain itu, pihaknya juga akan total melakukan pengobatan gratis, dengan menyiapkan obat yang mahal. “Bukan seperti saat ini, obat-obat mahal, suruh keluarga pasien beli di luar apotik rumah sakit. Itu berarti tidak gratis. Obat mau mahal atau murah semua ada di rumah sakit atau puskesmas. Itu baru namanya gratis,” sebutnya.
Pengobatan gratis ungkap mantan anggota DPRD Belu dua periode itu, merupakan perintah Undang-Undang. Jadi siapa saja kepala daerah wajib jalankan. Itu bukan program calon tertentu. Hanya saja, pihaknya akan benar-benar mengelolah pengobatan gratis secara baik dan tidak ada kebocoran anggaran.
Jika Roman dipercaya memimpin Belu, maka banyak anggaran akan disalurkan ke masyarakat lewat pemberdayaan. Kalau masyarakat diberdayakan, pastinya akan ada pertumbuhan ekonomi keluarga dan masyarakat. Selama ini, semua dijadikan proyek, agar dinikmati orang-orang tertentu dengan keuntungan yang melebihi batas wajar. “Kita akan perbanyak uang turun ke bawah (Masyarakat) lewat pemberdayaan,” sambungnya eks politisi Golkar itu. (ferdy talok)