Ketiga, melalui ziarah ke makam para Pahlawan Pendidikan, pihaknya mau menggugah dan menggugat semua pihak, baik pemerintah lokal, daerah hingga pusat, untuk memberi rasa hormat kepada guru. Karena guru ada pahlawan bangsa sejati, yang tidak pernah berhenti berjuang mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.
Terpisah, Anggota DPRD Belu, Yonas Engelbert Talok mengatakan, pihaknya memberi apresiasi atas ziarah para guru dan murid ke pusara ayahandanya, Petrus Yoseph Lelo Talok. “Kami beri apresiasi dan berbangga atas ziarah ini. Ini bentuk penghormatan terhadap guru-guru senior yang telah tiada,” ungkap politisi PKB itu.
Pada kesempatan itu, ia secara singkat membeberkan peran ayahandanya di dunia pendidikan.
Piet Lelo Talok sebutan ayahnya diangkat menjadi guru pada tahun 1956-an dan bertugas pertama di SDK Kotabot, Alas, Kobalima, (Kini Kobalima Timur, Kabupaten Malaka).
Sekian tahun mengabdi di Alas, ia dipindahkan ke SDK Wilain, Desa Tohe Leten, Raihat. Selang beberapa tahun, Piet Lelo Talok diminta untuk merintis SDI Beitaus, Bala, Desa Asumanu, Kecamatan Raihat, ditahun 1980-an.
Sejak itu, ayahandanya dipercaya menjadi kepala sekolah hingga pensiun pada tahun 1994. (ferdy talok)