ATAMBUA, Kilastimor.com-Bank NTT Cabang Atambua menggandeng pihak FISIP Undana Kupang menggali dan mengumpulkan data awal tentang pengembangan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di Kabupaten Belu.
Pengumpulan data awal UMKM tersebut dilakukan dalam Focus Group DiscussionĀ yang melibatkan stake holders terkait, di Hotel Nusantara 1, Atambua, Rabu (23/7/2025).
Wakil Kepala Bank NTT Cabang Atambua, Ronald Bauk kepada media iniĀ mengemukakan, Focus Group Discussion merupakan hasil kerja sama pihaknya dengan FISIP Undana Kupang.
Tujuan dari FGD sambungnya untuk mengumpulkan data awal potensi UMKM Di kabupaten Belu. “Kegiatan ini fokus menggali semua peluang dan kendala yang terjadi, serta melihat rantai kegiatan UMKM dengan berbagai stake holder untuk meninggatkan pelaku UMKM di kabupaten Belu,” terangnya.
Dengan data awal yang ditemukan bilangnya, akan dilakukan kajian kebih mendalam untuk pengembangan UMKM nantinya. Dengan demikian, diharapkan UMKM terus bertumbuh di daerah perbatasan ini.
Disebutkan, hadir dalam FGD ini antara lain, Pemkab, DPRD Belu, HIPMI, pelaku UMKM, akademisi dan media, BUMN dan
Dosen Administrasi Publik, FISIP Undana, Andre Penny dan Ardy Panie dalam paparannya mengatakan, FGD yang dilakukan ini, menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mendapatkan informasi terkait literasi dan inklusi pemberdayaan UMKM. Semua informasi dan masukkan, akan dikaji dan kemudian melahirkan rekomendasi, untuk langkah memberdayakan UMKM.
“Kita ingin mendengar masukan dan informasi soal literasi dan inklusi keuangan UMKM dari pihak terkait, untuk pengembangan UMKM kedepan.
Baginya, kaum milenial harus bisa berdayakan dan menjadi pelaku UMKM. Karena itu, butuh peran 0emerintah, DPRD Belu, kadin, HIPMI dan lembaga BUMN dan swasta lainnya. Semua harus berperan meningkatkan UMKM dengan literasi dan inklusi keuangan UMKM.
Menurut Andre Penny, literasi dan inklusi keuangan perlu diberikan kepada para pelaku UMKM, sehingga bisa maju dan berkembang.
Anggota DPRD Belu, Eduard Mauboy pada kesempatan itu mengaku masih kurang perhatian dan pemberdayaan terhadap UMKM.
Kedepan, pihak akan berdiskusi dengan Pemda Belu, agar porsi anggaran pengembangan UMKM diperhatikan demi meningkatkan ekonomi masyarakat.
“DPRD akan berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Belu sehingga UMKM terus maju, termasuk tenun. Kita perlu mengupayakan motif dan produksi tenun, serta membuka akses pasar,” imbuhnya.
Kabid Perindustrian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Belu, Zakarias Hale mengatakan, Pemda Belu melalui dinasnya terus membantu dan mengembangkan UMKM di Belu. Hal yang masih menjadi kendala yakni kurang manejemen, kurangnya analisa bisnis juga pengelolaan keuangan yang minim pengetahuan. Contoh kain tenun kita bagus-bagus, tapi sulit di pasarkan karena akses pasar terbatas. Ini perlu didorong dan dibuka akses pasar.
Selama ini tambahnya, ada bantuan modal dan pelatihan. Akan tetapi banyak UMKM kalah saing ditengah arus persaingan yang ketat. UMKM tidak boleh diam, harus melakukan analisa pasar untuk berkembang dan maju.
Untuk tenun Belu, pihaknya tengah mengurus berbagai dokumen bersama Dekranasda agar terdaftar dan memperoleh hak paten. *