Konferensi Daerah PGRI Belu, Pemda Belu Siap Beri Perlindungan untuk Guru

ATAMBUA, Kilastimor.com-Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Belu menggelar Konferensi Daerah, Sabtu (13/12/2025) di Gedung Betelalenok, Atambua.

Kegiatan itu dihadiri Staf Ahli Bupati Belu, Aloysius Fahik, Plt. Kadis Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Januaria Nona Alo, Sekretaris PGRI NTT, Uly J. Riwu Kaho dan puluhan guru peserta konferensi. Konferensi Daerah PGRI Kab Belu mengambil tema Guru solid, PGRI Bangkit, Pendidikan Rai belu Maju.

Bupati Belu, Willybrodus Lay yang diwakili Staf Ahli Bupati, Aloysius Fahik dalam sambutan sebelum membuka kegiatan konferensi daerah mengatakan, peran pendidikan sangat vital dan pendidikan akan maju karena adanya guru.

Ia kemudian bercerita tentang Nagasaki dan Hirosima, Jepang yang dibom Amerika. Ditengah kehancuran itu, Kaisar Hirohito kemudian bertanya masih ada berapa guru. Hal ini membuktikan peran guru sangat vital dalam pembangunan.

Karena itu, ia meminta para guru peserta konferensi serius dan solid dalam memilih ketua, agar menghasilkan pemimpin PGRI yang mampu perjuangkan hak guru.

PGRI katanya, hendaknya menjadi corong antara guru dan pemerintah. Pemda siap beri perlindungan untuk guru. “Mau maju pendidikan harus diutamakan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Belu yakni peningkatan SDM. Kita siap beri perlindungan untuk guru,” bilang mantan Kasat Pol PP Belu itu.

Sementara itu, Sekretaris PGRI Provinsi NTT, Uly J. Riwu Kaho mengatakan,  konferensi daerah hari ini, tidak hanya fokus pada pemilihan ketua dan pengurus baru. Namun lebih dari itu menyusun program kerja.

Ia berharap pemilihan  ketua dalam konferensi ini berjalan dengan baik, dan menghasilkan pengurus yang solid dan tentunya peduli dengan perjuangan guru.

Dikatakan, PGRI NTT memiliki dua program utama yakni jaga guru dengan kejaksaan dan kedua jangan lupa sejarah. Program jaga guru penting karena faktanya banyak guru di NTT menghadapi sejumlah persoalan hukum. Memberi perlindungan untuk guru sangat dibutuhkan dan begitu banyak persoalan hukum guru yang telah dituntaskan.

Kedepan, pihaknya akan mengaktifkan lembaga bantuan hukum sehingga guru yang menghadapi persoalan hukum bisa dibantu.

Ia meminta PGRI Belu menjadi organisasi perjuangan dan kedepan harus menjadi mitra srategis Pemda. “Setiap persoalan guru harus disampaikan kepada PGRI dan kemudian diperjuangkan kepada pemerintah,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua PGRI Belu, Alo Aton berharap PGRI Belu menjadi sebuah organisasi yang benar-benar punya kepedulian dan bersatu.

Konferensi daerah hari ini lanjutnya, menjadi forum tertinggi dan strategis. Ada beberapa amanat besar yang dijalankan dalam konferensi ini yakni evaluasi berupa LPJ,  bersama memilih ketua dan pengurus serta organisasi profesi perlu dijaga. “Kami sebagai pengurus lama, ada banyak kekurangan. Semoga kepengurusan baru nanti lebih baik,” tutupnya. (*)