Aneka Kegiatan Meriahkan HUT ke-80 RI di SDK Lafaekfera

Misa di Gereja dan Upacara Bendera

Upacara Bendera HUT ke-80 RI di SDK Lafaekfera

ATAMBUA, Kilastimor.com-Peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia Tahun 2025, diisi aneka kegiatan. Tak ketinggalan SDK Lafaekdera, Kelurahan Lidak, Atambua Selatan, Belu,

Upacara Bendera HUT ke-80 RI di SDK Lafaekfera

turut memeriahkan HUT RI dengan kegiatan yang cukup unik, berkesan dan penuh makna yang tersirat.

Kepala Sekolah Dasar Katolik (SDK) Lafaekfera, Cresentia Pareira dalam siaran persnya menyebutkan, HUT RI kali ini unik. Karena peristiwa peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia tepat pada hari Minggu. Hari dimana sebagian kecil penghuni tanah tercinta ini harus berbagi waktu untuk Tuhan atau negara yakni ke gereja dan mengikuti upacara bendera.

“Dua hal ini tak bisa dipisahkan sebagai manusia yang ber-Tuhan juga sekaligus mencintai bangsa ini. Keunikan ini mengajarkan bahwa kesetiaan kepada iman dan cinta tanah air tidak harus dipertentangkan, tetapi dapat berjalan berdampingan,” katanya.

Dengan mengikuti apel bendera paparnya, anak-anak belajar arti hormat dan cinta kepada bangsa, sementara beribadah di gereja tetap menjadi ruang untuk menyatakan cinta kepada Tuhan. Keduanya adalah wujud pengabdian yang saling melengkapi.

Dilain sisi, momen peringatan dan sekaligus perayaan 80 Tahun kemerdekaan bangsa ini , meninggalkan pesan dan kesan yang cukup mendalam. Di tengah situasi bangsa yang sedang “tidak baik-baik saja”, perayaan ulang tahun kemerdekaan mengusung tema, Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.

Para pendidik SDK Lafaekfera pose bersama usai upacara bendera.

Tema perayaan yang coba merangkul situasi bangsa dengan segala ancaman perpecahan dan tantangan kemiskinan. Salah satu tema yang mengisyaratkan bahwa untuk memajukan bangsa, rakyatnya harus bersatu, berdaulat juga sejahtera. Karena itu, tema ini menegaskan pesan mendasar, bangsa hanya akan maju jika bersatu, rakyat hanya akan sejahtera jika kedaulatan dijaga dengan sungguh-sungguh.

Terlepas dari semua pesan imbuhnya, perayaan ulang tahun kemerdekaan tahun ini yang unik, harus tetap disyukuri, dijalani, dirayakan dan diambil hikmahnya. Begitu pula yang terjadi di Sekolah Dasar Katolik Lafaekfera.

Dilanjutkan, untuk peringati HUT RI, pihaknya menggelar pacara bendera di halaman SDK Lafaekfera dengan peserta  didik kelas 4, 5, dan 6, didampingi oleh para guru.

“Petugas upacara bukan para murid, melainkan para guru yang dengan penuh tanggung jawab mengisi setiap bagian prosesi. Meski sederhana, suasana terasa khidmat dan tenang,” tambahnya.

Dalam amanatnya, ia menekankan pesan penting, jika dahulu bambu runcing menjadi senjata untuk merebut kemerdekaan, maka hari ini pendidikanlah yang harus menggantikannya. Pendidikan adalah senjata untuk melawan kebodohan dan kemalasan, untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif, sekaligus setia pada negara dan taat pada gereja.

Selesai upacara ujarnya, suasana berubah penuh tawa dan keceriaan. Aneka perlombaan khas tujuh belasan seperti lomba pancing emosi, lari sambil gigit sendok, hingga lari karung. Anak-anak berlari, bersorak, tertawa, dan guru-guru pun ikut larut dalam kegembiraan. Semua berlangsung di halaman sekolah yang sederhana, namun dipenuhi semangat persaudaraan. Sebagai penutup, seluruh warga sekolah menari bersama dalam tarian tradisional tebe-tebe, menghadirkan harmoni antara budaya, iman, dan kebangsaan.

“Dari peristiwa ini, kita belajar bahwa kemerdekaan bukan hanya soal mengenang masa lalu, melainkan juga bagaimana kita menghidupi nilai-nilai itu di tengah realitas masa kini. Antara ke gereja dan apel bendera, SDK Lafaekfera berhasil menjembatani iman dan cinta tanah air. Sebuah pesan sederhana namun mendalam, bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya dirayakan, tetapi juga dijalani melalui pendidikan, kebersamaan, dan iman yang teguh, demi terwujudnya cita-cita untuk bersatu, berdaulat, sehingga rakyat sejahtera, dan bangsa Indonesia semakin maju. Selamat Ulang Tahun Bangsa Indonesia yang ke 80,” pungkasnya.

Editor: Ferdy Talok