Kondisi seperti ini paparnya, sangat membanggakan semua dan bisa menjadi contoh kesetiakawanan sosial bagi Kabupaten lain terutama daerah-daerah Konflik. Dirinya bersama rombongan datang kesini tidak membawa apa-apa, namun hanya membawa kasih yang diwujudkan dalam bentuk bantuan sembako, perlengkapan belajar , pelayanan kesehatan dan bantuan lainnya.
“Kita tetap mengharapkan Hari Kesetiakawanan sosial di Malaka bisa dijadikan sebagai pemicu smangat baru membangun kohesi dan hubungan sosial yang lebih baik dan bermutu. Kita lihat banyak kearifan lokal. Ada disini dan banyak hal bisa dibangun karena kesetiakawanan sosial tidak mengenal batas dan sifatnya sangat universal. Tarian Likurai, Bidu dan Tebe serta jenis kariarifan lokal lainnya, adalah kesetiakawanan sosial yang sebenarnya,” katanya.
Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Malaka, Petrus Bria Seran secara terpisah kepada wartawan mengatakan bahwa melalui kegiatan ini kita ingin menunjukkan kepada Jakarta dan masyarakat Indonesia, bahwa orang-orang Malaka yang nota bene masih Kabupaten baru, bisa mensukseskan Hari Kesetiakawanan Sosial dengan menunjukkan jati dirinya sesuai potensi dan kearifan lokal yang dimiliki. (oni)